TEMPO.CO, Sanaa – Situasi di ibu kota Yaman, Sanaa, mulai normal sejak Presiden Yaman Abdrabuh Mansur Hadi dan milisi Syiah, Al-Houthi, sepakat menghentikan konfrontasi pada Rabu lalu. Meski demikian, Kedutaan Besar RI di Sanaa mengimbau warga Indonesia agar tetap waspada, terutama jika bepergian.
“Kami terus monitor secara dekat. Alhamdulillah, sampai sekarang tidak ada WNI yang menjadi korban dalam ketegangan senjata tersebut,” kata Duta Besar RI untuk Yaman, Wajid Fauzi, kepada Tempo, Kamis, 22 Januari 2015.
Baca Juga:
Dia menuturkan, ketegangan meningkat sejak Senin pagi hingga sore lalu, sampai akhirnya kedua pihak yang bertikai bertemu dan menyepakati gencatan senjata pada pukul 16.30. (Baca: Houthi Ingin Berbagai Kekuasaan di Yaman.)
Al-Houthi mengambil alih Sanaa sejak September tahun lalu dan menguasai sejumlah daerah strategis lain setelahnya. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk serangan Al-Houthi dan mendukung Hadi sebagai penguasa yang sah. (Baca: Houthi Kuasai Kota di Yaman.)
Rabu, 21 Januari 2015, Hadi dan pemimpin Al-Houthi menandatangani sembilan kesepakatan untuk mengakhiri konfrontasi berdarah yang menimbulkan kekhawatiran Yaman akan pecah. Di bawah kesepakatan itu, milisi sepakat menarik diri dari gedung-gedung pemerintah yang diduduki pekan ini. Kekerasan dalam sepekan terakhir telah menewaskan sedikitnya 35 orang dan melukai 94 lainnya. (Baca: Houthi Kuasai Istana Presiden Yaman.)
Menurut Dubes Wajid, sejak Selasa, suasana jalanan dan aktivitas ekonomi berangsur normal. Namun publik masih diliputi ketidakpastian soal keamanan, karena kelompok Al-Houthi semakin menguasai pos pemeriksaan, obyek-obyek vital, dan pemerintahan.
Dubes Wajid menyatakan evakuasi belum diperlukan. “Untuk tahap ini, KBRI terus-menerus mengimbau WNI agar senantiasa waspada, terutama jika berada di luar rumah,” katanya. Saat ini jumlah warga Indonesia di Yaman tercatat sekitar 3.900 orang, sebagian besar adalah mahasiswa.
Dubes Wajid menyatakan KBRI Sanaa, yang terletak di sekitar Istana Kepresidenan Yaman, siap menampung WNI dan memberikan perlindungan bagi yang memerlukan. KBRI mampu menampung 50 orang.
Kemarin, Kementerian Luar Negeri menyatakan Indonesia mengikuti secara prihatin perkembangan di Sanaa setelah Al-Houthi menyerang dan menguasai Istana Kepresidenan Yaman Selasa lalu.
“Indonesia berharap pihak-pihak bertikai di Yaman dapat menahan diri dan memperhatikan keselamatan dan mengutamakan perlindungan seluruh warga sipil di Yaman, khususnya Ibu Kota Sanaa,” kata Kementerian Luar Negeri.
IDDLE EAST ONLINE | REUTERS |NATALIA SANTI
Berita terpopuler:
Menteri Susi Adukan Jonan ke DPR
Rara Beberkan Kronologi Kencan Putra Deddy Mizwar
Deddy Mizwar Dinilai Tak Bisa Didik Anak
FB Korban Tabrakan Maut Banjir Ucapan Duka