TEMPO.CO, Jeddah - Arab Saudi, negeri yang menjadi markas Organisasi Konferensi Islam (OKI), akan menggugat tabloid mingguan satire Prancis, Charlie Hebdo, karena menerbitkan kembali karikatur yang dianggap menghina Nabi Muhammad.
Akibat pemuatan tersebut, sejumlah umat Islam di Niger, Pakistan, dan Aljazair turun ke jalan menentang tabloid itu. Bahkan unjuk rasa di negara-negara tersebut memicu kekerasan. (Lihat foto: Aksi Demonstrasi Anti Charlie Hebdo.)
Bekas Menteri Kebudayaan Arab Saudi Iyad Madani mengutuk sekaligus mengajukan gugatan ke pengadilan. "OKI sedang mempelajari prosedur hukum di Eropa dan Prancis guna melakukan gugatan terhadap Charlie Hebdo," kata Madani. Dia mengatakan, "Jika hukum Prancis memungkinkan kami melakukan prosedur legal terhadap Charlie Hebdo, OKI tidak akan ragu menyeret Charlie Hebdo ke meja hijau."
Madani dalam akun Twitter-nya menulis, "Kartun tersebut menimbulkan sentimen umat muslim di seluruh dunia." Dia katakan, "Kebebasan berbicara seharusnya tidak menjadi pidato yang menyakitkan dan menyinggung perasaan orang lain. Orang yang waras akalnya, terlepas dari ideologi atau agama yang dianut, pasti terhina bila keyakinannya diejek." (Baca: Paus Mengkritik Charlie Hebdo.)
INDEPENDENT.CO.UK | CHOIRUL