TEMPO.CO, Sanaa - Pasukan pengamanan Presiden Yaman adu senjata dengan pemberontak Houthi di sekitar Istana Presiden di Ibu Kota Sanaa. Bentrok senjata pada Senin dinihari, 19 Januari 2015, waktu setempat itu, menurut sejumlah saksi mata, terdengar hingga ke luar kota. "Pemberontak menutup seluruh jalan menuju Istana," kata saksi mata kepada Al Jazeera, Senin, 19, Januari 2015.
Koresponden Al Jazeera, Omar Al Saleh, dalam laporannya dari tempat kejadian mengatakan situasi di Yaman sangat tegang dalam dua hari terakhir ini menyusul penculikan Kepala Staf Presiden, Ahmed Awad bin Mubarak, oleh kelompok Syia Houthi.
Baca Juga:
Houthi, kelompok bersenjata yang menuntut hak lebih besar bagi kaum Syiah, telah menguasai Sanaa pada September 2014. Kini, pasukan mereka kian merangsek ke tengah dan sejumlah wilayah di sebelah barat negara, kawasan yang dihuni kaum Sunni.
Bentrok antara kaum Houthi dan pengawal Presiden Yaman itu berlangsung setelah para pemimpin Yaman mengultimatum Houthi agar membebaskan Kepala Istana Presiden paling telat Sabtu, 17 Januari 2015.
Gubernur Provinsi Shabwa, Ahad, 18 Januari 2015, memperingatkan bahwa semua perusahaan minyak akan menutup keran pada tengah malam kecuali milisi Syiah yang menguasai ibu kota itu membebaskan seorang pejabat Istana. Mubarak yang diculik pada Sabtu, 17 Januari 2015, oleh milisi Houthi yang menguasai Sanaa berasal dari sebelah selatan Provinsi Shabwa.
AL JAZEERA | AL ARABIA | CHOIRUL
Terpopuler
Yusril: Jokowi Melanggar Undang-Undang Kepolisian
Presiden Jokowi Dimusuhi Tiga Negara
Oegroseno: Budi Gunawan Pasti Ditahan KPK
PKS: Andai Budi Gunawan Ketua KPK Jadi Tersangka