TEMPO.CO, London - Penerbit Oxford University Press mengeluarkan peraturan untuk tidak menuliskan kata "babi" dan segala sesuatu yang berhubungan dengan babi di buku anak-anak untuk menghindari kemarahan kaum muslim dan Yahudi.
Peraturan itu dibacakan dalam program Radio 4's Today oleh presenter Jim Naughtie saat membicarakan kebebasan berbicara setelah peristiwa teror di Paris, Prancis.
"Saya mendapatkan surat peraturan dari Penerbit Oxford yang ditujukan kepada penulis buku anak-anak. Di antaranya larangan untuk menulis kata-kata mengenai babi, sosis, dan daging babi," kata Jim seperti dilansir The Telegraph, Rabu, 14 Januari 2015. (Baca: Kartunkan Muhammad, Charlie Hebdo Dikritik Obama.)
"Sekarang, jika sebuah penerbit yang terhormat dan terkait dengan lembaga akademis mengatakan Anda harus menulis sebuah buku yang Anda tidak bisa menyebutkan 'babi' karena beberapa orang mungkin tersinggung, itu menggelikan. Ini sebuah lelucon," kata Naughtie.
Menteri Tenaga Kerja Inggris Khalid Mahmoud yang beragama Islam menganggap Oxford berlebihan.
Karena peraturan baru ini, Penerbit Oxford dicemooh di tengah keraguan apakah muslim dan Yahudi benar-benar akan tersinggung dengan penyebutan hewan ternak dalam buku anak-anak. (Baca: OKI Kutuk Serangan Charlie Hebdo.)
Anggota Parlemen Philip Davies mengatakan, "Bagaimana bisa kata 'babi' dianggap tidak sopan? Bukan katanya yang tidak sopan, tapi konteks penggunaannya."
Seorang juru bicara Penerbit Oxford mengatakan: "Komitmen Penerbit Oxford kepada misinya untuk keunggulan akademis dan pendidikan adalah mutlak. Karya-karya kami dijual di hampir 200 negara, dan karenanya, dan tanpa mengorbankan komitmen kami dengan cara apa pun, kami mendorong beberapa penulis untuk mempertimbangkan perbedaan dan kepekaan budaya."
THE TELEGRAPH | WINONA AMANDA
Baca juga:
Ratusan Guru Honorer Demo di Depan Istana Negara
BBM Turun, Pemerintah Tekan Harga Komoditas Lain
Mercedes F 015, Mobil Listrik Mewah dan Otonom
Menteri Sudirman: Premium Belum Pasti Rp 6.500