TEMPO.CO, Jakarta - Edisi pertama Charlie Hebdo yang terbit setelah serangan mematikan oleh kelompok bersenjata muslim pada Rabu, 7 Januari 2015, terjual habis dalam beberapa menit di kios koran di seluruh Prancis. Beberapa orang antre membeli tabloid itu sebagai bentuk dukungan terhadap mingguan satire tersebut.
"Aku tidak pernah membeli sebelumnya. Itu tidak cukup sesuai dengan garis politik saya. Namun itu penting bagi saya untuk membelinya hari ini dan mendukung kebebasan berekspresi," kata David Sullo, yang berdiri di ujung antrean dua lusin orang di sebuah kios di pusat Kota Paris.
Charlie Hebdo yang terbit hari ini dicetak tiga juta kopi sebagai "edisi penyintas", padahal biasanya hanya 60.000 eksemplar. Meski begitu, banyak kios yang menjual tabloid itu sudah kehabisan.
"Sangat penting bagi saya untuk membelinya dan menunjukkan solidaritas dengan cara ini, tidak hanya ikut unjuk rasa," ujar Laurent, 42 tahun, dalam antrean yang sama. Ia tidak yakin akan mendapatkan tabloid itu karena tidak memesan satu hari sebelumnya.
Beberapa blok dari metro Jules Joffrin di Paris utara, salah satu penjual koran menuturkan orang-orang sudah menunggu di luar ketika ia membuka kiosnya pukul 06.00. "Saya punya sepuluh eksemplar dan segera ludes," katanya.
Agen koran di stasiun kereta Gare du Nord mengaku buka pukul 05.15 pagi, bukan seperti biasanya pukul 06.00. Sebanyak 200 eksemplar yang mereka miliki terjual habis dalam waktu kurang dari 15 menit.
Teror yang menimpa Charlie Hebdo terjadi Rabu pekan lalu saat dua orang bersenjata melepaskan tembakan ke kantor tabloid satire itu hingga menyebabkan 12 orang tewas. Aparat keamanan memburu pelakunya, yang kemudian berujung pada pengepungan di sebuah supermarket halal dua hari kemudian. Akhir dari pengepungan ini, lima orang tewas.
Sebagai solidaritas terhadap korban kekerasan tersebut, setidaknya 3,7 juta orang berbaris di Paris pada Ahad, 11 Januari 2015, untuk menghormati wartawan, polisi, dan pelanggan supermarket yang meninggal akibat aksi berdarah itu.
Halaman depan edisi 14 Januari 2015 Charlie Hebdo berisi kartun Nabi Muhammad sedang menangis dengan membawa tanda "Je suis Charlie" (Saya Charlie) di banner berjudul "Tout est pardonné" (Semua dimaafkan). Harga per eksemplar Charlie Hebdo sekitar US$ 4.
Versi digital tabloid ini diunggah dalam edisi bahasa Inggris, Spanyol, dan Arab. Sedangkan edisi cetaknya juga akan muncul dalam edisi Turki dan Italia.
Dalam jumpa pers pada Selasa, 13 Januari 2015, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Marie Harf, mengatakan, "Kami sepenuhnya mendukung hak Charlie Hebdo menerbitkan ini. Sekali lagi, itulah yang terjadi di negara demokrasi."
Namun mufti Mesir memperingatkan tabloid itu dan menentang penerbitan karikatur baru tentang Nabi Muhammad. Ia menuturkan itu adalah tindakan rasis yang akan memantik kebencian dan kemarahan umat Islam di seluruh dunia.
REUTERS | ABDUL MANAN
BERITA LAINNYA
Jokowi Mau Melawat, Malaysia Bersikap Soal Kapal
China Tutup 50 Situs dan Akun Sosial Media
ISIS Rilis Video Anak Kecil Eksekusi 'Intel Rusia'
ASEAN Literary Festival digelar 15-22 Maret 2015
Rekaman Terbaru Penembakan Charlie Hebdo Beredar