TEMPO.CO, Jakarta - ASEAN Literary Festival (ALF) akan kembali digelar di Jakarta pada 15-22 Maret 2015. Pada tahun ini, ALF akan mengusung tema "Question of Conscience".
"Tema itu dipilih sebagai respons atas dinamika global dan perkembangan zaman, utamanya terkait dengan laju konsumerisme dan perkembangan teknologi informasi," kata Direktur ALF Abdul Khalik melalui keterangan persnya yang diterima Tempo, Senin, 12 Januari 2015.
Festival ini juga diisi dengan penyerahan penghargaan ASEAN Literary Award kepada sastrawan ASEAN yang konsisten memperjuangan kebebasan, keadilan, dan kemanusiaan melalui karyanya. Tahun lalu, ASEAN Literary Award diserahkan pada penyair Wiji Thukul dengan hadiah uang tunai US$ 5.000.
Dalam ALF tahun ini, lebih dari 20 negara dari ASEAN dan non-ASEAN akan berpartisipasi dengan menghadirkan penulis, seniman, akademikus, penerbit, dan film. Jumlah ini lebih besar daripada tahun sebelumnya yang diikuti 14 negara.
Dengan durasi yang lebih panjang daripada tahun lalu yang hanya tiga hari saja, program yang dihadirkan dalam ALF tahun ini pun lebih beragam. Selain rangkain diskusi, workshop, dan pentas seni, juga akan diselenggarakan film screening yang akan menayangkan film-film terpilih dari masing-masing negara serta literary trip yang akan membawa peserta dan publik ke tempat-tempat penting dan bersejarah dalam perkembangan sastra Indonesia.
ALF ingin menjadi wadah yang mempertemukan sastrawan dengan karya-karya sastra dan budaya di Asia Tenggara. "Ini merupakan hal penting, apalagi terkait dengan dimulainya ASEAN Community tahun ini," kata Abdul.
MITRA TARIGAN
Topik terhangat:
AirAsia | Calon Kapolri | Charlie Hebdo | Menteri Jonan | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Anggota TNI Foto Narsis di Puing Air Asia Dikecam
Balas Murdoch, JK Rowling Bela Muslim di Twitter
Kesaksian Teman Mahar Laskar Pelangi Sebelum Tewas