TEMPO.CO, Sri Lanka - Paus Fransiskus mengunjungi Sri Lanka untuk pertama kalinya setelah perang saudara di negara itu berakhir. Kunjungan tersebut dilakukan lima bulan setelah kunjungan sebelumnya ke Korea Selatan.
Presiden baru Sri Lanka, Maithripala Sirisena, telah berjanji menghentikan kasus penindasan terhadap minoritas agama yang meningkat di negara itu. Masa pemerintahan Presiden Sri Lanka sebelumnya, Mahinda Rajapaksa, dinilai meningkatkan korupsi dan otoritarianisme di negara itu. (Baca: Paus Fransiskus 'Hajar' Pejabat Gereja Vatikan)
Kelompok fundamentalis Budha tengah berkembang di Sri Lanka dalam 20 tahun terakhir dengan gelombang aksi demo kekerasan yang menolak kehadiran muslim di Sri Lanka.
Sekitar 70 persen penduduk Sri Lanka beragama Budha, 13 persen umat Hindu, dan 10 persen muslim. Paus Fransiskus dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan umat lintas agama, termasuk perwakilan umat Budha yang moderat.
Dua puluh tahun lalu, Paus Yohanes Paulus II juga mengunjungi negara ini. Namun para pemimpin umat Budha memboikot kunjungan Paus. (Baca: Paus: Pengungsi Korban ISIS seperti Yesus)
Setelah mengunjungi Sri Lanka, Paus melanjutkan perjalanannya ke Filipina untuk mengadakan misa terbuka.
BBC | WINONA
Baca juga:
Panglima TNI Sebut Desersi Prajurit Meningkat
Basarnas Temui Keluarga Korban Air Asia
Jadi Polemik, Jokowi Serahkan Soal Desa kepada JK
Ingin Jadi Wanita, Pria Ini ke Pengadilan