TEMPO.CO, Paris - Amerika Serikat belum bisa memastikan pihak yang berada di balik serangan mematikan pada pekan lalu di Paris. Hal itu dikatakan Jaksa Agung Amerika Serikat Eric Holder di Paris, Ahad, 11 Januari 2015. Juga dugaan terhadap jaringan Al-Qaeda.
“Pada titik ini, kami belum memiliki informasi kredibel yang memungkinkan kami membuat sebuah keputusan organisasi apa yang bertanggung jawab,” kata Holder dalam wawancara dengan ABC di acara This Week di Paris. (Baca: Adik: Pembunuh Kakak Bukan Muslim, tapi Teroris)
Sementara itu, Senin, 12 Januari 2015, Prancis mengerahkan 10 ribu aparat keamanan yang terdiri atas polisi dan tentara untuk mengamankan negeri itu mulai besok. Hal itu adalah keputusan sidang kabinet darurat Prancis yang dipimpin langsung oleh Presiden Francois Hollande.
“Ancaman-ancaman masih ada, dan kami harus melindungi diri dari mereka. Ini operasi dalam negeri yang akan memobilisasi banyak aparat keamanan,” ujar Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian kepada wartawan seusai sidang kabinet, Senin, 12 Januari 2015.
Rabu, 7 Januari 2015, Prancis diguncang serangan brutal. Saat itu, dua orang bersenjata menyerbu kantor mingguan satiris Charlie Hebdo di Paris, menewaskan 12 orang, termasuk beberapa satiris Prancis. Dua tersangka penyerangan tewas pada Jumat, 9 Januari 2015, dalam kontak senjata dengan polisi.
REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA | AL ARABIYA | DWI ARJANTO
Baca berita lainnya:
Ternyata, Budi Gunawan Dapat Rapor Merah KPK
Jonan Anulir Sanksi Maskapai, 'Siapa Yang Bodoh'
Black Box Air Asia Ternyata Kejepit Bodi Pesawat
Ahok Robohkan Ruko, Veronica: Kamu Tega !