TEMPO.CO, Jakarta - Warga Bucharest menjadi saksi sebuah pemandangan unik saat malam seolah menjadi siang. Hal itu terjadi ketika beberapa meteor melintas di langit ibu kota Rumania tersebut. Meteor melintas pada pukul 03.05 waktu setempat dan terekam oleh beberapa kamera keamanan.
Seperti yang dikutip dari Daily Mail, Kamis, 8 Januari 2015, kilatan cahaya berlangsung selama beberapa detik. Penduduk kota setempat dilaporkan banyak yang mengaku terkejut dengan adanya cahaya tersebut. Badan Antariksa Rumania (Rosa) menyatakan peristiwa ini disebabkan oleh meteoroid yang memasuki atmosfer bumi dengan ketinggian 31-43 mil (50-70 kilometer).(Baca: Hujan Meteor Geminid Warnai Langit Akhir Pekan)
Belum diketahui apakah meteoroid tersebut mampu menembus atmosfer bumi. Adapun Rosa mengklaim skenario yang paling mungkin adalah meteor tersebut terbakar di atmosfer, tanpa menyebabkan kerusakan pada bangunan sekitarnya. "Setiap hari ada lebih dari 40 ton meteoroid menabrak atmosfer kita," kata Rosa seperti dikutip dari Daily Mail.
Kejadian itu menyebabkan banyak bintik kecil dari debu komet yang jatuh dari atmosfer bumi dan menghasilkan semacam gerimis meteor di langit malam. Jika bola api tersebut berjalan cukup lambat dan rendah, ada kemungkinan bisa mencapai bumi. (Baca: Benda Kosmik Pengancam Bumi Kini Dapat Dideteksi)
Tahun lalu, Daily Mail menampilkan sebuah animasi catatan dampak meteorit sepanjang masa. Peta yang dibuat oleh wartawan Simon Rogers ini menunjukkan dampak asteroid selama seribu tahun terakhir.
NASA memperkirakan bahwa hanya 1 persen dari jutaan asteroid di tata surya kita yang telah ditemukan. Ini berarti sebagian besar tidak tercatat dan letaknya juga tidak diketahui. "Kami juga tidak bisa memperkirakan asteroid berikutnya akan jatuh."
FAIZ NASHRILLAH | DAILY MAIL
Berita Terpopuler
10 Kartun Charlie Hebdo yang Kontroversial
Penyerang 'Pembalasan Nabi' Charlie Hebdo Tewas
Soal Charlie Hebdo, Ini Kata Penulis Ayat Setan
4 Kartunis Nyentrik Korban Serangan Charlie Hebdo
Muslim Ini Tewas Akibat Serangan ke Charlie Hebdo