TEMPO.CO, Paris - Kasus penembakan brutal terhadap kantor dan pekerja majalah mingguan Charlie Hebdo meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban. "Begitu mendengar berita tersebut setelah bangun tidur, saya menangis sekeras-kerasnya," kata Maryse, istri kartunis Charlie Hebdo, George Wolinski, seperti dilansir dari Le Figaro.
Meskipun tengah dirundung kepedihan mendalam, Nyonya Wolinski berusaha tegar dan bangga pada suaminya. "Suami saya mati terhormat," katanya. (Baca: Sindir ISIS, 11 Pekerja Majalah Tewas Ditembak)
Menurut Maryse, suaminya memegang teguh profesinya sebagai jurnalis. Sang suami bersama rekan-rekannya di Charile Hebdo, ujar dia, tewas dengan tetap menjunjung tinggi kebebasan pers dan terus menggambar tanpa takut terhadap risiko yang akan dihadapinya.
"Yang terjadi kemarin adalah sebuah peperangan, dan suami saya menjadi pemenangnya," ujar Maryse. Sekarang Maryse tengah berusaha untuk segera melupakan kejadian ini. (Baca: Polisi Prancis Endus Penyerang Charlie Hebdo)
Maryse teringat perkataan suaminya dulu ketika melamarnya untuk segera melupakan segala kesedihan, termasuk jika dia tewas kelak. "Saya akan terus maju. Dia (George) telah menginspirasi saya," katanya.
Dua pria bersenjata organik menembaki kantor redaksi Charlie Hebdo pada Rabu, 7 Januari 2015, saat rapat redaksi berlangsung. Sebanyak sepuluh jurnalis dan dua polisi tewas akibat serangan brutal tersebut. Seorang pelaku yang bertugas sebagai sopir untuk aksi dua rekannya itu menyerahkan diri ke polisi. Diduga penembakan dipicu setelah majalah itu mencuit karikatur pemimpin kelompok militan Negara Islam (IS/ISIS), Abkr al-Baghdadi. (Baca: Kartunis Dunia Kecam Tragedi Charlie Hebdo)
LE FIGARO | ANDI RUSLI
Baca juga:
Kata Menteri Yuddy Soal Pungli di Surabaya
Tarif Direvisi, Berapa Harga Tiket Pesawat Kini?
Ahok Akan Perluas Larangan Motor Hingga Blok M
Waspada Ancaman Serangan Simpatisan ISIS di Indonesia