TEMPO.CO, Jakarta - Setelah pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan peringatan terhadap hotel dan banknya di Surabaya, giliran pemerintah federal Australia mengingatkan warganya, Senin, 5 Januari 2015.
Departemen Luar Negeri Australia meminta semua warganya untuk meningkatkan kewaspadaan saat berkunjung ke Indonesia. Saran perjalanan atau travel advice tersebut di-posting pada situs resmi Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT). "Pada 3 Januari 2015, pemerintah AS memperingatkan potensi ancaman terhadap hotel-hotel dan bank-bank terkait AS di Surabaya," demikian pernyataan dalam situs resmi DFAT Australia yang di-posting pada Senin, 5 Januari 2015. (Baca: 'Warning' Amerika Serikat, Kapolda: Surabaya Aman)
Warga Australia juga diberi tahu bahwa ada kemungkinan pejabat imigrasi Indonesia akan menolak masuk siapa saja yang memiliki catatan kriminal. Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan Australia memonitor situasi dengan sangat saksama. (Baca: Risma Tak Percaya Peringatan Dini Amerika Serikat)
"Kami bekerja dengan sangat erat dengan badan keamanan, intelijen, dan penegak hukum Indonesia," kata Bishop seperti dilansir dari media-media Australia, kemarin. "Kami telah melihat insiden-insiden pada masa lalu ketika warga Australia terbunuh. Kita ingat dua pengeboman di Bali ketika warga Australia tewas. Jadi ancaman aktivitas teroris di mana saja di dunia masih ada."
Bishop menambahkan, warga Australia harus selalu waspada saat bepergian ke luar negeri, khususnya Indonesia yang menjadi wilayah aktivitas terorisme selama beberapa waktu. Situs DFAT Smartraveller.gov.au menyatakan, "Kami terus menerima informasi yang mengindikasikan teroris merencanakan serangan di Indonesia, yang bisa terjadi kapan saja." (Baca: 'Jauhi Hotel dan Bank Terkait Amerika di Surabaya')
"Kelompok teroris masih aktif di seluruh Indonesia meskipun telah beberapa kali digerebek polisi. Polisi terus melakukan operasi terhadap kelompok-kelompok tersebut dan menyatakan secara terang-terangan bahwa tersangka teroris yang masih buron kemungkinan mengincar untuk menyerang sasaran Barat."
"Anda harus berhati-hati di tempat khusus yang pengamanannya rendah dan menghindari tempat-tempat yang diketahui kerap menjadi sasaran teroris. Warga Australia juga diminta untuk menghindari tempat protes, demonstrasi, dan aksi massa. Dalam situs juga disebutkan bahwa tempat-tempat ibadah kerap menjadi sasaran teroris pada Hari Natal dan tahun baru.
Ketika ditanya wartawan, Bishop mengaku masih merasa nyaman untuk berlibur di Bali. Namun dia memperingatkan, jika warga Australia tidak mampu membayar asuransi perjalanan, mereka harus mempertimbangkan kembali rencana mereka.
THE AUSTRALIAN | NATALIA SANTI
Baca berita lainnya:
Jokowi Diingatkan Tolak Budi Gunawan untuk Kapolri
Pemandu di Bus Wisata Curhat 'Kejamnya' Ahok
Riset BMKG: Air Asia Jatuh karena Mesin Beku
Ulama Malaysia Haramkan Yoga dan Kopi Luwak