TEMPO.CO, Islamabad - Kelompok militan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) mengancam melakukan serangan pembantaian yang lebih kejam dibandingkan dengan serangan massal terhadap Sekolah Umum Angkatan Darat Pakistan, di Peshawar pada 16 Desember lalu. Ancaman itu disampaikan melalui sebuah video sebagai bentuk peringatan kepada pemerintah Pakistan.
Seperti dilansir saluran New Delhi Television (NDTV), meskipun video tersebut belum bisa diverifikasi kebenarannya, namun telah beredar di kalangan wartawan kemarin yang dikirim melalui surat elektronik oleh Umar Media. Umar Media adalah media yang menjadi kepanjangan tangan kelompok TTP atau yang dikenal sebagai Taliban Pakistan.
Dalam video berdurasi 12 menit itu, pemimpin Taliban Pakistan Maulana Fazlullah atau yang dikenal sebagai Mullah Radio, terlihat sedang berada di tengah hutan yang dikelilingi orang-orang bersenjata dengan wajah tertutup.
Berbicara dalam bahasa Pashto, ia mengklaim para siswa yang dibantai di Peshawar bulan lalu dimaksudkan sebagai sandera untuk ditukar dengan tahanan TTP. Namun, tembakan balasan dari tentara mengubah rencana awal tersebut.
"Kami membunuh anak-anak dan remaja karena mereka adalah anak-anak Angkatan Darat, dan nantinya mereka akan bergabung dengan Angkatan Darat untuk melawan kami," kata Mullah Radio dalam video tersebut, seperti dikutip dari NDTV, Selasa, 6 Januari 2015. (Baca: PM Pakistan Serukan Perang Lawan Taliban)
Peristiwa pembantaian yang terjadi di Peshawar pada Desember lalu digambarkan sebagai serangan teroris terburuk di Pakistan. Dalam serangan tersebut, Taliban membunuh sekitar 140 orang, yang kebanyakan adalah siswa sekolah itu. (baca juga: Wajah Pembantai 132 Anak Sekolah di Peshawar)
Setelah mengungkapkan alasan pembantaian di Peshawar, Mullah Radio kemudian mengeluarkan ancaman mengerikan. "Saya memperingatkan pemerintah, jika kalian tidak menghentikan penyiksaan terhadap tahanan kami, maka akan ada peristiwa yang akan membuat kalian lupa Peshawar. Ini adalah perang antara kami dan Angkatan Darat. Kalian membunuh milik kami, kami juga akan membunuh milik kalian."
Di akhir videonya, Mullah Radio menyerukan ajakan pada masyarakat untuk bergabung dalam kelompok lalu menembakkan granat berpeluncur roket.
Beberapa hari setelah peristiwa pembantaian Peshawar, muncul berbagai rumor bahwa Maulana Fazlullah tewas dalam sebuah operasi yang dilakukan tentara Pakistan. Namun, jika benar video yang beredar tersebut asli, maka terlihat jelas bahwa pemimpin Taliban Pakistan itu masih hidup dan bahkan mampu menyebarkan ancaman yang lebih kejam. (Baca juga: Polisi Pakistan Tangkap Pelaku Pembantaian Siswa)
NDTV | ROSALINA
Terpopuler Dunia:
Ulama Malaysia Haramkan Yoga dan Kopi Luwak
AS-Rusia Terancam Kembali ke Era Persaingan Nuklir
Dicemooh Fan, Presiden QPR Fokus Musibah Air Asia
Setelah Tinjau Banjir, PM Malaysia Terinfeksi E.coli