Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gereja Katolik Tolak Penggulingan Arroyo

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemimpin tertinggi umat katolik Filipina menolak cara-cara kekerasan dan melanggar Undang-Undang untuk menjatuhkan Presiden Gloria Arroyo. Meski begitu, Uskup Agung Manila Gaudencio Rosales meminta diadakan penyelidikan atas dugaan kecurangan dalam pemilu oleh Sang Presiden. "Di saat-saat yang membingungkan ini, ketika rakyat mudah dipengaruh emosi dan mengarah pada solusi instan, sebaiknya semua pihak ikut mendinginkan suasana," katanya. Menurutnya, semua bentuk penyelesaian terhadap persoalan negeri itu harus dilakukan di bawah kendali konstitusi. "Semua yang mengarah pada kekerasan sebaiknya tidak dilakukan," katanya. Situasi di Filipina tambah panas setelah desakan agar Presiden Arroyo mundur dari jabatannya terus menguat. Arroyo dituduh melakukan kecurangan dalam pemilu presiden bulan Mei tahun lalu. Selain itu, keluarganya juga dituduh terlibat kasus suap dari mafia judi. Arroyo menepis telah berbuat curang. Namun, ia mengakui telah menelepon pejabat penyelenggara pemilu. Pada Senin (27/6), ia meminta maaf atas perbuatannya itu.Namun, menurut Rosales, permintaan maaf itu tak mengurangi upaya mencari kebenaran maupun keadilan. Siapapun yang mencari permaafan harus siap untuk dimintai pertanggungjawaban, tegasnya. Munculnya seruan Uskup Agung ini adalah babak baru keterlibatan gereja dalam politik Filipina pasca meninggalnya Kardinal Jaime Sin. Kardinal Sin adalah penasehat politik "rahasia" beberapa presiden negeri itu, termasuk Arroyo. AFP/Deddy Sinaga
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita Presiden Filipina Joseph Estrada Diganti Gloria Macapagal Arroyo di 2011

20 Januari 2022

Gloria Macapagal Arroyo. REUTERS/Cheryl Ravelo
Cerita Presiden Filipina Joseph Estrada Diganti Gloria Macapagal Arroyo di 2011

Pada 1998 Joseph Estrada menjadi Presiden Filipina melalui pilpres. Namun Oktober 2000 dokumen skandal korupsinya beredar, yang beruung pemakzulannya.


Presiden Arroyo Terancam Dimakzulkan

24 November 2008

Presiden Arroyo Terancam Dimakzulkan

Arroyo dituduh telah menyetujui kontrak pembangunan jaringan telekomunikasi nasional yang kontroversial lewat sebuah pertemuan rahasia di Cina.


Bukti Korupsi Arroyo Diserahkan ke Senat

18 Februari 2008

Bukti Korupsi Arroyo Diserahkan ke Senat

Seorang bekas konsultan pemerintah menyerahkan uang senilai Rp 115 juta, yang dipakai untuk menyuapnya agar tak membocorkan dugaan korupsi dalam rencana pembangunan jaringan pita lebar (broadband) nasional.


Arroyo Didemo, Manila Tegang

15 Februari 2008

Arroyo Didemo, Manila Tegang

Massa demonstran melemparkan tomat ke wajah Presiden Arroyo dan suaminya yang dituding melakukan korupsi.


Arroyo Diduga Suap Anggota Parlemen

17 Oktober 2007

Arroyo Diduga Suap Anggota Parlemen

Ajudan Istana Malacanang membagi-bagikan uang 500 ribu peso atau sekitar Rp 100 juta untuk setiap gubernur dan anggota parlemen.


Filipina Masih Memburu Dulmatin

27 Januari 2007

Filipina Masih Memburu Dulmatin

Sebelumnya tersiar kabar bahwa Dulmatin terluka dalam serbuan militer Filipina ke markas Abu Sayyaf di Sulu, pekan lalu


Arroyo Lolos Lagi dari Pemakzulan

24 Agustus 2006

Arroyo Lolos Lagi dari Pemakzulan

Kongres Filipina hari ini menolak upaya kedua untuk memakzulkan Presiden Gloria Macapagal Arroyo atas dugaan pelanggaran aturan dalam pemilihan umum 2004.


Filipina Siaga Menghadapi Kemungkinan Kudeta

12 September 2005

Filipina Siaga Menghadapi Kemungkinan Kudeta

Militer Filipina dalam keadaan siaga satu menyusul keberangkatan Presiden Gloria Macapagal Arroyo ke New York menghadiri sidang Majelis Umum PBB.


Filipina Bentuk Tim Pengawas Hemat Energi

25 Agustus 2005

Filipina Bentuk Tim Pengawas Hemat Energi

Presiden Gloria Arroyo hari ini mencanangkan gerakan hemat energi di kalangan pemerintah. Jika ingin mendapatkan dukungan dari kalangan swasta dan masyarakat luas, kita harus memperlihatkannya telebih dulu, kata Arroyo.


Pemakzulan Arroyo Gagal di Parlemen

3 Agustus 2005

Pemakzulan Arroyo Gagal di Parlemen

Kalangan oposisi hanya sanggup mengumpulkan 42 tanda tangan dari 236 anggota parlemen.