TEMPO.CO, New Delhi - India memberlakukan jam malam di beberapa wilayah di timur laut negara bagian Assam menyusul tewasnya 50 orang akibat serangkaian serangan yang dilakukan oleh kelompok gerilyawan, Selasa, 23 Desember 2014. Assam memiliki sejarah kelam pertumpahan darah akibat konflik sektarian dan perjuangan menuntut otonomi lebih besar dari pemerintah pusat India.
Serangan pada Selasa, 23 Desember 2014, itu berlangsung di empat tempat dilancarkan oleh pejuang dari organisasi terlarang National Democratic Front of Bodoland dalam waktu satu jam. Aksi mematikan ini merupakan peristiwa terburuk dalam beberapa bulan ini di India.
Bulan lalu, pasukan keamanan India melancarkan serangan guna menumpas pemberontak di benteng persembunyian mereka. Serangan ini mendorong pemberontak melakukan ancaman terhadap penduduk setempat.
Sejumlah laporan mengatakan, serangan itu dilakukan pemberontak dengan cara melakukan tembakan membabi buta di Desa Saralpara, Distrik Kokrajhar, dan Desa Santipur, Distrik Sonitpur. Serangan datang setelah satu tim gabungan polisi Assam dan pasukan pemerintah India membunuh dua orang pejuang Bodo di sekitar Distrik Chiran pada Ahad, 21 Desember 2014.
Beberapa warga desa mengatakan kepada aparat kepolisian, para pemberontak datang berjalan kaki, bersenjata laras panjang, dan mengenakan seragam militer. "Mereka tidak belas kasihan terhadap anak-anak atau perempuan," kata seorang perwira polisi, seraya menambahkan, ada sedikitnya 10 perempuan yang tewas dalam insiden serangan tersebut.
Menurut polisi, setidaknya 13 anak-anak juga tewas. "Polisi terpaksa memberlakukan jam malam di sejumlah distrik di Assam," kata Karishma Vyas yang melaporkan untuk Al Jazeera dari New Delhi. "Polisi yakin bahwa serangan ini telah direncanakan. Sejumlah pria bersenjata dilaporkan melakukan penembakan tanpa pandang bulu ke desa-desa yang sebagian besar dihuni oleh warga Adivasis."
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Lain
Seknas Jokowi Sebut Sofyan Basyir Kasir Cikeas
Paus Fransiskus 'Hajar' Pejabat Gereja Vatikan
Epiwalk Milik Bakrie Menunggak Pajak Rp 8,8 M
Ini 15 'Penyakit' di Tubuh Pejabat Gereja Vatikan