TEMPO.CO, Islamabad- Dalang pembantaian massal lebih seratus anak sekolah militer di Peshawar, Pakistan pada tanggal 16 Desember 2014 ditayangkan lewat video oleh milisi Taliban. Umar Mansoor, sang dalang, berusia 36 tahun, telah merancang serangan milisi Taliban paling mematikan dalam sejarah Pakistan.
Video yang dirilis pada Kamis, 18 Desember 2014, menunjukkan Umar Mansoor dengan nama panggilan Nary __ diambil dari bahasa Pashto yang artinya langsing __ memiliki janggut panjang, menamatkan sekolah menengah atasnya di Islamabad, ibu kota Pakistan dan melanjutkan pendidikan di madrasah. (Baca: Taliban Bantai Ratusan Pelajar yang Sedang Ujian )
"Umar Mansoor merupakan pemikir tangguh di usia belia, dia selalu bertengkar dengan anak-anak pria lainnya," kata seorang milisi Taliban Taliban saat diwawancara Reuters.
Pria dengan dua anak perempuan dan seorang laki-laki ini merupakan pemain voli yang baik dan tegas sikapnya. Ia bahkan berani meninggalkan para komandan yang dianggapnya melunak kepada pemerintah. (Baca:Sekolah Pakistan Diserbu, Malala Berduka)
Idenya membantai anak-anak yang bersekolah, menurut Umar yang dipanggil amir atau pemimpin untuk wilayah Peshawar dan Darra Adam Khel, sebagai aksi balas dendam terhadap operasi militer memberangus Taliban. Ia juga teman dekat dengan Mullah Fazlullah, pemimpin Taliban yang memerintahkan pembunuhan terhadap Malala Yousafzai, pelajar yang menentang Taliban atas larangan bersekolah bagi anak perempuan.
"Jika anak-anak dan perempuan kami tewas sebagai martir, maka anak-anak kamu tidak akan dapat melarikan diri," kata Umar. "Kami akan melawan kamu seperti cara kamu menyerang kami dan kami akan membalas dendam atas orang-orang yang tak berdosa," kata Umar.
Pembantaian terhadap lebih dari 132 anak itu terjadi di saat sekolah sedang menggelar ujian. Anak-anak itu ditembaki di kelas hingga ke aula tempat anak-anak mengikuti ujian. Sejumlah guru dan penjaga sekolah itu dibunuh dalam aksi serangan bersenjata dan bunuh diri milisi Taliban. Seluruh pelaku pembantaian tewas aparat keamanan Pakistan dalam upaya menyelamatkan anak-anak dan seluruh staf sekolah.
SIDNEY MORNING HERALD | THE HINDUSTAN TIMES | MARIA RITA
Baca juga:
Akses ke Lembaga Keuangan Minim, Ekonomi Terhambat
OJK: Keuangan Inklusif 100 Persen Butuh Waktu
Ahok Mencak-mencak di Balai Kota, Apa Sebabnya?
Minim, Rakyat Terhubung Industri Keuangan Formal