TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat dan Kuba sepakat mencairkan hubungan diplomatik yang sudah beku selama 50 tahun. Dalam pidato menyambut peristiwa ini, Presiden Barack Obama menyerukan agar embargo ekonomi terhadap musuh lamanya pada Perang Dingin segera diakhiri.
"Hari ini AS mengubah hubungannya dengan rakyat Kuba. Kami akan segera memulai normalisasi hubungan antara kedua bangsa kami. Melalui perubahan ini, kami hendak menciptakan peluang lebih banyak lagi bagi rakyat Amerika dan Kuba. Kami akan memulai babak baru," ucap Obama, Rabu, 17 Desember 2014.
Sehari sebelumnya, setelah 18 bulan melakukan pembicaraan rahasia, Obama dan Presiden Kuba Raul Castro berbicara melalui telepon sepakat melakukan pertukaran tahanan, membuka kedutaan besar di negara masing-masing, dan melonggarkan aturan perdagangan.
Havana telah membebaskan seorang warga AS, Alan Gross, yang dipenjara selama lima tahun di Kuba. Dia merupakan agen mata-mata AS dan dijatuhi hukuman 20 tahun. Gross, menurut dakwaan Kuba, mendatangkan teknologi haram dan mencoba mendirikan layanan jaringan Internet bagi kaum Yahudi Kuba. Pembebasan Gross dibalas AS dengan mengembalikan tiga agen intelijen Kuba yang dikerangkeng selama 16 tahun di AS.
Pada kata sambutannya di televisi, Castro mengatakan, pembebasan warga Kuba membuat keluarganya dan rakyat Kuba bersuka cita. Castro juga menyanjung Obama atas persetujuannya melakukan pertukaran tahanan dan menekankan pada sebuah hubungan baru dengan Kuba.
"Keputusan Presiden Obama layak dihormati dan mendapatkan pengakuan dari rakyat kami," katanya. Castro pada kesempatan itu juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Paus Francis, rakyat Vatikan, dan Kanada yang membantu Havana dan Washington memperbaiki hubungan kedua negara.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Lain
Begini Pembubaran Nonton Film Senyap di AJI Yogya
Polisi Tangkap Demonstran Anti-Natal di Mojokerto
Tertinggal Pesawat, Dhani: Pilot Garuda Kampret
'Titiek Soeharto Tak Pantas Jadi Ketua PMI'