Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakistan Berkabung Tiga Hari

image-gnews
Sejumlah sepatu siswa tergeletak di sekitar ceceran darah sejumlah siswa yang tewas akibat serangan dari pasukan bersenjata Taliban di auditorium Sekolah Army Public di Peshawar, Pakistan, 17 Desember 2014. Serangan berdarah tersebut tewaskan 141, diantaranya 132 siswa dan 9 staf. REUTERS
Sejumlah sepatu siswa tergeletak di sekitar ceceran darah sejumlah siswa yang tewas akibat serangan dari pasukan bersenjata Taliban di auditorium Sekolah Army Public di Peshawar, Pakistan, 17 Desember 2014. Serangan berdarah tersebut tewaskan 141, diantaranya 132 siswa dan 9 staf. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Peshawar - Pemerintah Pakistan menetapkan hari berkabung atas tewasnya 132 murid dan sembilan guru di sekolah milik Angkatan Darat Pakistan. Hari berkabung dimulai pada Rabu, 17 Desember 2014, hingga tiga hari mendatang. Juru bicara pemerintah Pakistan, Mohiuddin Wan, mengatakan penetapan hari berkabung merupakan bentuk solidaritas dan simpati atas serangan yang menyasar para bocah itu. (Baca: Hadapi Taliban, Pakistan Berlakukan Hukuman Mati)

Menurut laporan Reuters, Rabu, 17 Desember 2014, warga di sekitar sekolah yang menjadi sasaran milisi Taliban itu masih diliputi rasa takut. Dinding dan tembok sekolah hancur berserakan. Puluhan tas yang ditinggal para siswa masih berserakan di lantai. Kursi dan perabotan pun hancur berantakan. (Baca: Tak Ada WNI Jadi Korban Taliban)

Sejumlah warga mengatakan pemberlakuan hari berkabung tak cukup untuk menghentikan serangan milisi. “Warga menunggu kebijakan yang lebih konkret dari pemerintah untuk melindungi mereka,” ucap Reuters.

Tahun lalu, Perdana Menteri Nawar Sharif telah mengupayakan negosiasi damai dengan pasukan Taliban. Namun upaya itu gagal. Pemerintah kemudian mulai melakukan serangan udara dan darat terhadap gerilyawan di perbatasan Afganistan. Serangan itu dibalas oleh Taliban dengan melancarkan serangan ke sejumlah tempat. (Baca juga: Taliban Bantai Bocah, Balas Dendam ke Malala?)

Selasa, 16 Desember 2014, sekelompok milisi mengamuk di sekolah yang dikelola militer Pakistan di Peshawar. Sekitar 141 orang tewas dalam serangan itu. Sebagian besar korban tewas adalah siswa sekolah tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

REUTERS | IRA GUSLINA SUFA

Baca juga:
Isu Pencabutan Tunjangan Sertifikasi Guru Hoax
Tindakan Menteri Susi Dituding Cemari Laut
Menhan Awasi Penyebaran Paham ISIS di Poso
Film Senyap Dilarang, Garin Kritik Jokowi

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

Rustawi Tomo Kabul (tengah, baju putih) bersama keluarga dan staf Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Bandara Djuanda, Surabaya, 8 Agustus 2015. Foto: Dir PWNI dan BHI Kemlu RI
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.


TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TEMPO/Machfoed Gembong
TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.


Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Akibat debu vulkanik Gunung Kelud, koper-koper yang sudah di bagasi dikembalikan kepada penumpang di bandara Juanda, Surabaya (14/2). TEMPO/M. Syaraffa
Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.


Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Ilustrasi bom. Boards.ie
Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.


Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Menlu RI, Retno LP Marsudi, beri keterangan pers terkait eksekusi mati dua warga negara Australia, di Kantor Kemenlu, Jakarta, 17 Februari 2015. Selain protes dari pemerintah Australia, Sekjen PBB, Ban Ki-moon juga mengecam eksekusi mati tersebut, namun pemerintah Indonesia tetap pada apa yang telah ditetapkan. TEMPO/Imam Sukamto
Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Pembangunan Terminal 2 (T2) di lokasi lama Bandara Internasional Juanda Surabaya. ANTARA/Eric Ireng
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Pemeriksaan X-ray di Bandara Soekarno-Hatta. TEMPO/Imam Sukamto
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.


Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Sejumlah jamaah haji Indonesia asal Labuan Batu, Sumatera Utara, mengawasi koper mereka setibanya di tempat pemondokan haji di kawasan Jumaizah, Mekkah,  (20/10). Sebanyak 2.277 jamaah haji Indonesia tiba di Mekkah dan langsung melakukan umrah. ANTARA/Saptono
Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.


Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh (tengah). REUTERS/Suhaib Salem
Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.


WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong, Edi Wahyono
WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.