TEMPO.CO, Pakistan - Pembantaian yang dilakukan pasukan Taliban di Pakistan meninggalkan trauma yang dalam bagi para siswa Peshawar Army Public School. Seorang siswa senior, sebut saja Khan, mengatakan peristiwa kelam itu terjadi amat cepat.
"Seseorang berteriak kepada kami untuk sembunyi di bawah meja. Dalam hitungan detik, sejumlah tentara datang. Sambil mengucapkan 'Allahu Akbar', mereka melepas tembakan," ujarnya.
Khan melanjutkan, banyak siswa sembunyi di bawah meja. Di bawah meja, kata dia, para siswa ketakutan karena tentara Taliban mulai mengecek bawah meja satu per satu sembari melepas tembakan.
"Sepatu bot hitam bergerak di depan kami. Tentara mulai melepas tembakan ke tubuh para siswa. Aku gemetaran, serasa kematian datang mendekat," ujar Khan, tak bisa melupakan hal tersebut.
Khan berkata, dirinya ditembak dua kali di kaki. Ia berhasil selamat karena pura-pura mati. "Sakit, sakit sekali rasanya. Aku menggigit dasi agar tidak berteriak. Sambil gemetaran, aku pejamkan mata, menunggu apakah diriku akan ditembak lagi."
Siswa lainnya, Irfan Shah, 10 tahun, tak bisa melupakan bagaimana pasukan Taliban datang menyerang sekolahnya kemarin, Selasa, 16 Desember 2014. Kepada media asal Inggris, The Independent, ia menceritakan kejadian bak mimpi buruk itu. (Baca: Sekolah Pakistan Diserbu, Malala Berduka)
"Aku sedang duduk di kelas. Tiba-tiba, terdengar suara tembakan. Guru mencoba menenangkan kami, mengatakan bahwa suara tembakan itu hanya latihan," ujar Irfan menceritakan awal peristiwa pembantaian di Peshawar yang memakan ratusan korban. (Baca: Indonesia Kecam Kejamnya Taliban di Pakistan)
Lama-kelamaan, kata Irfan, suara tembakan makin deras dan mendekat ke arah kelas Irfan. Irfan mengatakan seorang temannya mencoba mengecek apa yang terjadi lewat jendela, dan dia melihat sejumlah anak tergeletak tanpa nyawa di lantai.
"Semua panik. Kedua teman kami mencoba kabur dari kelas, tapi kemudian mereka ditembak di hadapan kami," ujar Irfan mengingat-ingat pembantaian yang berlangsung selama delapan jam itu. (Baca: Teror Taliban, Pakistan: Tragedi Nasional)
Irfan berkata, mimpi buruk itu baru usai pada malam hari, setelah tentara Pakistan mengecek kelas satu per satu. Namun sebagian besar bangunan sekolah telah rusak parah.
Selasa, 16 Desember 2014, sekelompok milisi mengamuk di sekolah yang dikelola militer Pakistan di Peshawar. Sekitar 141 orang tewas dalam serangan itu. Korban tewas sebagian besar adalah pelajar di sekolah tersebut.
ISTMAN M.P. | INDEPENDENT
Berita Terpopuler
Ahok Umrahkan Marbot, Ini Reaksi FPI
Beda Gaya Jokowi dan SBY di Sebatik
Ahok: Kalau Tak Dilarang, Saya Bisa Hafal Al-Quran
Jokowi Panjat Menara Intai Perbatasan di Sebatik
Wajah Ical Lenyap dari Markas Golkar