TEMPO.CO, Sydney - Peyanderaan di sebuah kafe di Sydney, Australia, dinyatakan sudah berakhir. Dua tewas dan tiga lainnya terluka saat polisi menyudahi drama teror itu pada Senin pagi, 15 Desember 2014. Warga Australia, pada Senin itu, hiruk pikuk mengutuk aksi tersebut.
Mereka di antaranya menyatakan kesetiakawanan dengan masyarakat muslim. Melalui media sosial dengan memakai tagar #illridewithyou, sebagai solidaritas mengantisipasi dampak sikap yang mengarah pada kebencian terhadap Islam. Mereka juga menawarkan bantuan perlindungan.
Kekhawatiran itu muncul saat polisi melakukan pengepungan terhadap penyandera, dibalas dengan berkibarnya "bendera Islam" dari di kafe tersebut. Seorang wanita Australia dilaporkan memulai #illridewithyou untuk menunjukkan kesetiakawanan dengan umat Islam.
Berikut ini di antaranya ungkapan mereka. "#373 bus antara Coogee & Martin Place. #illridewithyou @ saya jika Anda ingin memakai penutup kepala & tidak diganggu," kata @sirtessa dalam kicauannya. (Baca: Dua Tewas dalam Aksi Teror di Sydney)
Dalam beberapa jam, warga Australia di seluruh negeri itu mengulangi tagar tersebut, dengan lebih dari 40 ribu kicauan #illridewithyou, yang kemudian menjadikan salah satu laman terpopuler media gaul tersebut.
"Saya bertekad selalu mengatakan sesuatu ketika saya melihat pelecehan di angkutan umum. #illridewithyou," kata satu pengguna di Twitter. (Baca: Pasang Dua Bom, Teroris Australia Minta Bendera ISIS)
Pengguna lain di Australia Selatan menulis, "Jika Anda mengenakan pakaian keagamaan dari pinggiran barat #Adelaide ke kota itu pada Selasa tapi tidak ingin bepergian sendiri #illridewithyou." Yang lain menawarkan bantuan di luar dukungan perjalanan, "Saya tinggal di rumah besar, sehingga tidak berguna untuk #illridewithyou, tapi jika Anda di tarneit VIC dan perlu tempat aman untuk bersembunyi, hubungi saya."
Komisaris Pembedaan Ras Australia Tim Soutphommasane menyatakan berbesar hati dengan gerakan itu. Kemudian menambahkan, "Jangan biarkan ketakutan, kebencian, dan perpecahan menang."
Kelompok benci Islam menyatakan marah atas pengepungan itu. Liga Pertahanan Australia menulis di Facebook, "Ini dia teman, terorisme Islam dalam negeri di halaman belakang kita akibat kebaikan pemerintah Australia dan pemilihnya, yang sudah dicuci otak."
Komisaris Polisi New South Wales Andrew Scipione menyatakan petugas bekerja sama dengan masyarakat muslim. "Serangan pembalasan adalah sesuatu yang seharusnya tidak terjadi."
Lebih dari 40 kelompok muslim mengutuk penyanderaan itu, dengan mengatakan dalam pernyataan bahwa mereka menolak setiap upaya mengambil nyawa tak berdosa dari setiap manusia atau menanamkan rasa takut dan teror dalam hati mereka.
Seperti dikutip dari situs ABC, polisi membekuk salah satu penyandera bernama Man Haron Monis. Menurut CNN, Monis panik saat mengetahui dirinya terkepung. Dia berteriak kepada sejumlah sandera meminta telepon genggam untuk mengontak sejumlah media massa.
Monis juga dilaporkan mem-posting pesan di media sosial dan mengunggah video ke YouTube. Pria yang dikenal pula sebagai Sheikh Haron ini diduga bertindak sendirian dalam menjalankan aksi terornya di Australia. Drama teror berakhir setelah berlangsung 16 jam.
ABC | CNN | ANTARA | ES
Berita Terkait
Begini Akhir Teror Penyanderaan di Australia
Habis Teror di Australia, Terbit Penyanderaan di Belgia
Teror di Australia, KJRI Buka Layanan Pengaduan
Sandera: Empat Bom Ditanam di Sekitar Sydney
7 Hari Sebelum Teror di Australia, Jaksa Ini Kecam ISIS