5. Peningkatan Status Siaga Teror
Badan Intelijen Australia (ASIO) telah meningkatkan status siaga teror Australia menjadi level tertinggi. Status ini meningkat drastis dibanding 2003, saat status darurat teror pertama kali diterapkan di Australia. Perdana Menteri Tonny Abbot mengatakan peningkatan status teror diberlakukan bukan untuk mengancam kebebasan beragama di Australia. “Ini adalah tentang kejahatan," kata Abbot.
6. Pengerahan Pasukan
Sesuai permintaan Amerika Serikat, Perdana Menteri Tony Abbott telah menyetujui pengiriman 600 personel militer Australia ke Timur Tengah. Namun Abbot memastikan pasukan Australia akan datang untuk misi kemanusian, bukan untuk berperang dengan ISIS. “Australia siap terlibat operasi internasional melawan ISIS tidak hanya untuk rakyat Irak dan Timur Tengah, tetapi untuk seluruh masyarakat dunia, termasuk Australia.”
7. Percobaan Aksi Teror di Brisbane
Pada 18 September lalu, operasi gabungan yang digelar ASIO, Polisi Federal Australia, dan polisi lokal berhasil menggagalkan rencana teror di daerah pinggiran kota di Sydney dan Brisbane. Dalam operasi itu, pasukan keamanan menangkap 15 orang. Salah seorang yang ditangkap, Omarjan Azari, 22 tahun, didakwa mempersiapkan serangan teror di Sydney. Rencananya, dalam aksi teror itu, Azari dan kawan-kawan akan melakukan aksi penggal kepala seorang warga yang dipilih secara acak. Serangan yang sama diduga juga akan dilakukan di Brisbane.
8. Peningkatan Kewenangan Intelijen Australia
Pada Kamis malam pekan lalu, senat Australia mengesahkan rancangan undang-undang yang memberikan akses lebih besar kepada ASIO. Kewenangan baru itu memberikan akses kepada ASIO atas jaringan komputer Australia untuk mendeteksi kegiatan teroris. Pengesahan ini sebagai respons terhadap pemberitaan media Australia yang sangat intens terhadap aksi terorisme. RUU ini juga menyebutkan ancaman penjara hingga 10 tahun bagi wartawan atau sumber anonim yang membocorkan operasi intelijen terkait dengan penuntasan terorisme.
MASHABLE | IRA GUSLINA