TEMPO.CO, Sydney - Bendera yang digunakan sejumlah pria bersenjata dalam teror di Lindt Chocolat Cafe dilaporkan bukanlah bendera jaringan teroris internasional, Negara Islam (sebelumnya dikenal dengan nama Negara Islam Irak dan Suriah/ISIS). Bendera itu merupakan lambang Islam yang telah dikooptasi oleh kelompok jihad tersebut. (Baca: Teror di Sydney, Sandera Histeris dan Menangis)
Pakar terorisme dari Monash University, Greg Barton, mengatakan saat ini tidak mudah bagi suatu kelompok untuk mendapatkan bendera Negara Islam. "Orang-orang akan mencoba menghubungkan dengan apa yang mereka punya," ujar Greg seperti dikutip The Sydney Morning Herald, Senin, 15 Desember 2014.
Menurut Greg, bendera yang digunakan hanyalah bendera syahadat yang merupakan ekspresi umum umat Islam. Namun belakangan ungkapan itu sering dikooptasi oleh berbagai kelompok jihad. (Baca juga: Pria Bersenjata Sandera Pengunjung Kafe di Sydney)
Biasanya, kata Greg, bendera syahadat diproduksi secara massal. Produksi itu telah melewati sejumlah prosedur resmi untuk memastikan tata bahasa yang biasa digunakan dalam bahasa Arab klasik. "Tapi bendera yang dipakai teroris sangat detail dan tidak diproduksi massal," ujar Greg.
Teror di Cafe Lindt terjadi pagi tadi sekitar pukul 09.45 waktu setempat. Teroris telah menyandera sekitar 20 pramusaji dan konsumen. Beberapa sandera terlihat menangis dan dipaksa menghadap ke jendela sambil mengibarkan bendera hitam dengan huruf-huruf berwarna putih di bagian tengahnya.
SYDNEY MORNING HERALD | IRA GUSLINA
Terpopuler:
Pengurangan Emisi di Indonesia Jadi Kiblat Dunia
Putri CEO Korean Air Paksa Pramugara Berlutut
Konferensi Perubahan Iklim Sorot Korupsi Indonesia
Deforestasi Menyumbang Emisi Gas Karbon Terbesar
Buat Film Porno di Gereja, Mengaku 'Malaikat'