TEMPO.CO, Jeddah - Pasukan keamanan Kerajaan Arab Saudi menahan 135 orang karena dianggap terlibat dalam organisasi teroris di sejumlah kawasan terpisah. Keterangan tersebut disampaikan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi kepada media massa, Ahad, 7 Desember 2014,
Dari jumlah tersebut, 109 orang adalah warga Arab Saudi. Sisanya berasal dari pelbagai negara, termasuk Sudan, Yaman, Mesir, Libanon, Afganistan, Ethiopia, Bahrain, dan Irak.
Juru bicara Kementerian Keamanan, Mayor Jenderal Mansour Al-Turki, mengungkapkan kepada Arab News, pihaknya telah berkali-kali mengingatkan mereka bahwa pejabat keamanan berhasil mengidentifikasi para perusuh yang akan mengganggu stabilitas negara lewat beragam bentuk terorisme.
Al-Turki mengatakan 40 tahanan berpartisipasi dalam konflik di berbagai negara. "Mereka terlibat langsung bersama organisasi ekstremis," ucapnya. Orang-orang ini, kata Al-Turki, juga memiliki sejumlah senjata serta menerima pelatihan gerakan terorisme di dalam negeri.
Sebelumnya, lebih dari 50 perusuh ditahan karena terlibat dalam kelompok-kelompok radikal dengan memberikan bantuan keuangan, merekrut anggota, menyebarkan propaganda, serta menyimpan bahan peledak.
Adapun 17 orang lainnya didakwa terlibat dalam berbagai kerusuhan, termasuk penembakan pasukan keamanan di Kota Awarniya. "Mereka juga dituduh menyelundupkan senjata dan merencanakan gerakan teroris di Kerajaan," ucap Al-Turki.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Terpopuler
Jokowi Tolak Sahkan Golkar Kubu Ical dan Agung
Usul BPJS Jadi Kartu Subsidi, Anang Dibilang Lucu
Christine Hakim: Ibarat di Film, Ahok Peran Utama