TEMPO.CO, Manila - Sudah satu juta warga Filipina di wilayah pesisir terpaksa mengungsi ke tempat penampungan akibat hantaman angin topan Hagupit. Terjangan topan sudah mencapai wilayah daratan di timur dan merusak jalan-jalan utama. Topan juga menumbangkan tiang listrik dan menghancurkan rumah-rumah warga.
Badan Koordinasi Bencana Nasional Filipina mengatakan badai topan telah menimbulkan korban jiwa. Seorang bocah berusia satu tahun dan kakek 65 tahun tewas di Kota Iloilo. Di kota lainnya, wanita berusia 75 tahun juga dilaporkan tewas akibat Hagupit.
Wali Kota Catbalogan, Pulau Samar, Stephany Uy-Tan, mengatakan kebanyakan korban tewas berasal dari daerah pesisir yang rumahnya hancur akibat angin topan. “Pohon-pohon dan tiang listrik rubuh, atas seng tertiup lepas, dan banjir,” kata Stephany Uy-Tan, seperti dikutip Belfast Telegraph, Senin, 8 Desember 2014.
Gelombang badai setinggi 4,8 meter akibat topan Hagupit membuat jalan-jalan di beberapa provinsi rusak. Kebanyakan di wilayah permukiman miskin. Di Kota Legazpi, warga takut gelombang badai akan menerjang rumah mereka. “Kami takut air akan meninggi,” kata Karen Baraham, seorang penjual es krim.
Warga Filipina masih menyimpan trauma akibat topan Haiyan yang pada tahun lalu menelan korban hingga lebih dari tujuh ribu orang. Topan Hagupit bergerak perlahan ke Pulau Samar, bagian timur Filipina pada Sabtu malam kemarin. Topan itu menimbulkan hujan deras hingga memicu tanah longsor dan banjir.
Saat ini kekuatan topan Hagupit telah melemah namun masih memiliki embusan angin hingga 100 meter per jam dan bisa mencapai kejauhan 600 kilometer. (baca: Hagupit, Badai Paling Mematikan)
Sementara itu, Palang Merah Filipina melaporkan korban tewas akibat topan Hagupit di Pulau Samar telah bertambah menjadi 21 orang. “”Kami telah mengkonfirmasi laporan bahwa 21 orang tewas di Samar Timur, 16 di antaranya dari Kota Borongan,” kata Gwendolyn Pang, Sekretaris Jenderal Palang Merah Filipina.
Pemerintah Filipina telah menerjunkan 120 ribu personel militernya untuk menyelamatkan warga dan mengevakuasi para korban dari puing-puing rumah. (baca: Badai Mendekat, Warga Filipina Serbu Toko Makanan)
Wali Kota Jipapad, Pulau Samar Timur, Delia Monleon, mengatakan banjir telah menyulitkan warga yang hendak kembali ke rumah dan membatasi akses pasokan makanan. “Masalah kami adalah tak adanya listrik, juga makanan. Banjir terjadi dari kemarin sehingga kami tidak bisa kemana-mana untuk mencari makanan,” katanya.
BELFAST TELEGRAPH | NBC NEWS | ROSALINA
Terpopuler Dunia:
Amerika Kirimi Uruguay 6 Tahanan Guantanamo
Sisi Gelap Liburan Siswa Australia di Bali
Suriah Tuduh Jet Israel Menggempur Wilayahnya
Kelompok Bersenjata Suriah Sergap Serdadu Lebanon