Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

UU Baru, Pengungsi di Australia Bisa Bekerja  

Editor

Rosalina ocha

image-gnews
Kapal yang membawa pencari suaka menghantan karang di Pulau Natal, Australia.  REUTERS/Network 7 via Reuters TV
Kapal yang membawa pencari suaka menghantan karang di Pulau Natal, Australia. REUTERS/Network 7 via Reuters TV
Iklan

TEMPO.CO, Canberra - Parlemen Australia menyetujui perubahan Undang-Undang Imigrasi yang mencakup pemberlakuan visa sementara untuk para pengungsi. Dengan kebijakan baru itu, para pengungsi bisa tinggal dan bekerja di Australia selama tiga-lima tahun. Namun, pemerintah Australia tidak akan memberikan perlindungan permanen.

Rancangan undang-undang itu lolos dengan dukungan dari 34 anggota senat, sementara 32 anggota lain menolak. RUU itu kemudian disahkan menjadi undang-undang oleh parlemen Australia hari ini.

Selama ini pemerintah Australia menahan seluruh pencari suaka yang datang dengan perahu di kamp-kamp penahanan yang berada di lepas pantai. Kebanyakan pengungsi berasal dari Afganistan, Sri Lanka, Irak, dan Iran yang masuk ke Australia melalui Indonesia. (baca juga: Suaka ke Australia, RI Pertimbangkan Sediakan Pulau)

Dengan Undang-Undang Imigrasi yang baru, ribuan pengungsi, termasuk anak-anak, akan dapat meninggalkan kamp-kamp penahanan dan hidup setidaknya tiga tahun di Australia. Mereka juga memiliki hak bekerja, sehingga bisa mengajukan permohonan visa imigran terampil.

Australia telah setuju meningkatkan jumlah penerimaan pengungsi sebanyak 7.500 orang hingga 2018, dari jumlah saat ini 13.750 pengungsi. Mereka akan diperbolehkan bekerja di Australia sambil mengurus status pengungsi.

Perdana Menteri Australia Tony Abbott menggambarkan tindakan itu sebagai kemenangan bagi Australia. "Kami selalu mengatakan bahwa tiga hal yang diperlukan untuk menghentikan gelombang pengungsi, yakni menempatkan mereka di kamp lepas pantai, memulangkan mereka, dan memberi mereka visa perlindungan sementara. Dan bagian terakhir dari kebijakan itu telah berlaku,” ujarnya, seperti dilansir BBC, Jumat, 5 Desember 2014.

Kebijakan visa sementara diperkenalkan Perdana Menteri John Howard. Namun kebijakan itu dikritik oleh kelompok pegiat hak asasi manusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa karena gagal memenuhi kewajiban Australia sebagai penandatangan Konvensi Pengungsi PBB. (baca: Soal Imigran Gelap, Australia Langgar Konvensi PBB)

 


BBC | ROSALINA

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan



Terpopuler Dunia:

Polisi Tak Sengaja Temukan Video Sadis Pembunuhan 
Chechnya Bergolak, Tiga Polisi Tewas 
Tank dan Rudal ISIS Buatan Korea Utara 
Badai Dahsyat Hagupit Bakal Terjang Filipina Besok
Badai Mendekat, Warga Filipina Serbu Toko Makanan

 


 




Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Saksi mata merekam detik-detik serangan di Melbourne, Australia.[Dailymail.co.uk]
Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.


Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Seorang pria berenjata pisau melawan polisi setelah meledakan mobil dan menikam tiga orang pejalan kaki di Melbourne, Australia.[Twitter Chris Macheras via Mirror.co.uk)
Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.


Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Pesawat pertama Airbus A380-800 milik Etihad Airways di pabrik pengecatan di di Hamburg, Jerman, 25 September 2014. Etihad memperkenalkan desain barunya, akan terapkan pada semua pesawatnya, melalui pesawat A380nya ini. Krisztian Bocsi/Bloomberg via Getty Images
Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.


Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Ilustrasi ancaman teror bom di pesawat/pesan teror bom di pesawat. express.co.uk
Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.


Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

gvpedia.com
Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.


4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

Polisi Federal Australia memeriksa tas penumpang di Bandara Domestik Sydney, Australia, 30 Juli 2017. REUTERS/David Gray
4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.


Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Gladys Berejiklian. youtube.com
Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.


Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Ilustrasi penjahat bersenjata atau terorist. TEMPO/Subekti
Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.


Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

REUTERS/Alex Domanski
Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).


ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

Jake Billardi (tengah), remaja Australia yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.