TEMPO.CO, Nairobi - Sedikitnya 36 orang tewas akibat sebuah serangan bersenjata di tambang batu di Mandera, Kenya Utara, Selasa dinihari, 2 Desember 2014, waktu setempat.
Menurut beberapa sumber Al Jazeera, serangan mendadak itu dilakukan oleh sekitar 20 pria bersenjata setelah mereka memisahkan kelompok muslim dan nonmuslim. "Beberapa orang dipenggal kepalanya, sementara korban lainnya ditembak di bagian belakang kepala," ujar sumber.
Para korban keganasan itu dilaporkan sebagai pekerja tambang. Sesaat sebelum dicabut nyawanya, mereka dibangunkan oleh penyerang dan dipaksa meninggalkan tenda tempat mereka tidur.
Saat ini, jelas Catherine Soi dari Al Jazeera, Palang Merah Internasional berada di tempat kejadian yang berjarak hanya lima kilometer dari perbatasan Somalia bersama pasukan keamanan. "Para pekerja tambang bukan berasal dari Somalia," kata Soi. "Adapun yang tewas adalah nonmuslim." Dia menambahkan, "Aksi ini bersamaan ketika jumlah pasukan keamanan di Mandera ditingkatkan untuk menghadapi serangan yang belum lama ini berlangsung."
Sebelumnya, terjadi serangan terhadap sebuah bus berjarak di sekitar 30 kilometer dari tempat kejadian pada 22 November 2014. Para pelaku serangan membagi dua kelompok, muslim dan nonmuslim. "Selanjutnya mereka membantai 28 orang nonmuslim."
Laporan Al Jazeera, Selasa, 2 Desember 2014, menyebutkan, serangan terhadap tambang berlangsung setelah terjadi gempuran nyalak senjata api terhadap sebuah klub malam di Kota Wajir, Kenya, pada Senin, 1 Desember 2014. Aksi bersenjata itu menyebabkan satu orang tewas dan melukai setidaknya 12 orang. "Kami sedang melakukan investigasi atas serangan mematikan itu," bunyi pernyataan pemerintah.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Topik terhangat:
Golkar Pecah | Wakil Ahok | Kasus Munir | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
FPI Pilih Gubernur Jakarta Fahrurrozi. Siapa Dia?
Risiko jika Jokowi Tenggelamkan Kapal Ilegal
Muhammad, Nama Bayi Lelaki Terpopuler di Inggris