TEMPO.CO, Lima - Menteri Lingkungan Peru Manuel Pulgar-Vidal secara resmi membuka Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Conference of The Parties United Nations Framework Convention on Climate Change ke-20 dan Kyoto Protocol (CMP) ke-10 di Pentagonito, San Borja, Lima Peru, Senin pagi, 1 Desember 2014 waktu Lima, Peru atau Selasa, 2 Desember 2014 waktu Jakarta.
Manuel Pulgar-Vidal, presiden konferensi menyatakan, konferensi di Lima sangat krusial untuk mencapai kesepakatan tentang perubahan iklim antarnegara pada 2015. Semua pihak yang hadir, kata dia, akan mengikuti semua proses konferensi hingga selesai. "Transparansi dan keterbukaan semua pihak penting untuk membangun kejujuran dan kepercayaan diri," katanya. (PBB Menilai REDD+ Academy di Indonesia Sukses)
Dia menyatakan, Peru bertanggung jawab penuh untuk memfasilitasi negosiasi global yang kompleks demi dunia yang lebih baik. Konferensi ini akan fokus pada tujuan yang realistis berdasarkan pengetahuan. "Kami punya ambisi bekerja sama untuk perubahan dunia melalui ukuran yang jelas," katanya.
Selain Menteri Lingkungan Peru, Sekretaris Eksekutif UNFCCC Christiana Figueres juga membuka serangkaian konferensi itu. Christiana mengatakan tahun ini merupakan tahun yang penuh ambisi untuk iklim dunia. ( Jurnalis AJI Bakal Liput Konferensi Iklim di Peru)
PBB memberikan kehormatan kepada Pemerintah Peru, sebagai tuan rumah penyelenggaraan konferensi. PBB mendukung Pemerintah Peru menjadi pemimpin konferensi. Konferensi ini akan menghasilkan draf kesepakatan universal yang jelas, membagi kontribusi nasional untuk membangun emisi rendah karbon di masa depan. "Tanpa menunda-nunda lagi, pendanaan iklim hijau dan bagaimana menggerakkan semua aktor untuk berkoalisi sangat penting," katanya.
Konferensi Perubahan Iklim di Lima akan berlangsung hingga 12 Desember 2014 untuk membahas komitmen negara mengurangi emisi gas rumah kaca. Forum dunia ini juga mengangkat komitmen banyak negara untuk melakukan aksi perubahan iklim global sebelum benar-benar efektif pada 2020. Komitmen mereka menjadi kesepakatan multilateral baru yang akan diadopsi pada COP-21 di Paris, Perancis pada 2015.
Selama pembukaan berlangsung, jurnalis dari banyak negara yang hadir tak bisa masuk di ruangan Plenary, Lima. Agendanya adalah pemilihan presiden atau pemimpin konferensi dan negosiasi delegasi setiap negara. Jurnalis hanya bisa melihat konferensi pada layar yang disediakan panitia penyelenggara dari Peru.
SHINTA MAHARANI (LIMA, PERU)
Baca berita lainnya:
Risiko jika Jokowi Tenggelamkan Kapal Ilegal
Muhammad, Nama Bayi Lelaki Terpopuler di Inggris
Hari Ini, Gubernur FPI Batal Blusukan
Cara Sah Lawan 'Kejahatan' Munas Golkar di Bali