TEMPO.CO, Seoul - Peristiwa tenggelamnya kapal Oryong 501 asal Korea Selatan yang sedang menangkap ikan di Rusia masih menyisakan misteri. Hingga saat ini, 35 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di kapal tersebut masih belum ditemukan.
Kepala Koordinasi Angkatan Laut dan Pusat Penyelamatan di Petropavlosvsk-Kamchatsky Rusia, Artur Rets, mengatakan kapal tersebut hilang saat menangkap ikan di sekitar Laut Bering. Menurut Rets, ada 62 orang yang berada di Oryong 501. Kru kapal ini terdiri atas 35 warga Indonesia, 13 warga Filipina, 11 warga Korea Selatan, dan seorang inspektur dari Rusia. (Kapal Tenggelam di Malaysia, 5 WNI Belum Ditemukan)
Dalam musibah ini, 50 orang dinyatakan hilang dan satu orang lainnya meninggal. Tim penyelamat baru berhasil menyelamatkan tujuh orang dan mengevakuasi satu nelayan yang tewas. "Kondisi nelayan yang diselamatkan baik-baik saja," kata Rets.
Menurut Rets, ketujuh orang itu berada di kapal saat tim melakukan penyelamatan. Mereka akan tinggal di sekitar pelabuhan sampai cuaca membaik. "Skenario yang paling memungkinkan, mereka akan dijemput kapal Korea Selatan yang tengah memancing di sekitar sini," ucap Artur. (Kapal Tenggelam di Malaysia, 5 WNI Belum Ditemukan)
Kapal Oryong 501 yang dibuat 40 tahun lalu diduga tenggelam akibat gelombang setinggi empat meter. Pejabat Kementerian Korea Selatan yakin kapal tersebut tengah menangkap ikan di tengah badai. "Sehingga menyebabkan air laut membanjiri tempat penyimpanan," ujarnya.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meminta pemerintah Rusia bergerak cepat mencari awak lainnya. Namun cuaca yang buruk dan gelombang tinggi menghambat proses pencarian. "Proses pencarian tetap berjalan," kata Rets.
SINGGIH SOARES | NBC NEWS | BBC
Berita Terpopuler
Fahrurrozi, Gubernur Jakarta Tandingan Versi FPI
FPI Pilih Gubernur Jakarta Fahrurrozi. Siapa Dia?
'Tukang Kor' di Munas Golkar Kubu Ical