TEMPO.CO, London - Praktek perbudakan manusia ternyata masih ada di Inggris, baik secara terbuka maupun sembunyi-sembunyi. Jumlah korban perbudakan manusia di Inggris diperkirakan mencapai 13 ribu orang menurut data tahun 2013. Angka ini dilansir secara resmi oleh pemerintah Inggris baru-baru ini.
Seperti diberitakan BBC, Sabtu, 29 November 2014, perbudakan manusia yang terjadi di Inggris meliputi prostitusi dan pengekangan terhadap pekerja rumah tangga, buruh pabrik, serta anak buah kapal.
Jumlah korban perbudakan tersebut termasu korban perdagangan manusia. Mereka berasal dari sekitar 100 negara, mayoritas dari Albania, Nigeria, Vietnam, dan Rumania. Perbudakan menargetkan anak-anak imigran yang lahir di Inggris ataupun mereka yang menetap di sana saat sudah dewasa.
Kementerian Dalam Negeri Inggris tidak mengira jumlah korban perbudakan sedemikian besar. Untuk memberantas praktek perbudakan manusia, Kementerian telah meluncurkan sejumlah strategi, di antaranya penggodokan Undang-Undang Perbudakan Modern yang sudah masuk di parlemen. Undang-undang ini nantinya memberikan kewenangan kepada pengadilan di Inggris dan Wales untuk melindungi setiap orang yang masuk ke negara itu.
Sementara itu, aparat di wilayah perbatasan, ujar Kementerian, akan didukung tim ahli khusus lintas batas di pelabuhan-pelabuhan besar dan bandar udara yang dianggap berpotensi sebagai tempat pengintaian korban. Penanganan hukum terhadap kasus kejahatan juga akan diperkuat.
BBC | MARIA RITA
Baca juga:
Dwi Soetjipto, Jago Silat yang Memimpin Pertamina
Ini Bunker Anti-Bom Nuklir Milik Sahabat Sukarno
Pollycarpus Bebas, Kematian Munir Tetap Misteri
Banten Great Sale Bidik Transaksi Rp 4,5 Triliun