TEMPO.CO, Hong Kong - Aktivis prodemokrasi sekaligus pemimpin gerakan protes di Hong Kong, Joshua Wong, disidang hari ini atas tuduhan menghalangi kerja juru sita pengadilan. Penyidangan ini digelar setelah ia dan 140 aktivis lainnya diciduk polisi Hong Kong kemarin pagi.
Wong ditahan ketika polisi bersama juru sita hendak membongkar tenda demonstran di kawasan Mong Kok, Hong Kong, Rabu pagi. Hari ini Wong dibebaskan dengan jaminan US$ 65. Namun ia dilarang memasuki kawasan Mong Kok lagi sampai persidangan berikutnya digelar pada 14 Januari 2015, kecuali untuk keperluan pergi-pulang ke universitas. Area terlarang bagi Wong mencakup Fai Yuen Street ke timur, Dundas Street ke selatan, Shanghai Street barat, dan Mong Kok Road ke utara.
Michael Vidler, pengacara Wong, kecewa terhadap pengadilan. Menurut dia, ada motif politik di balik tuduhan terhadap Wong. “Pengadilan seharusnya tidak dimanipulasi. Alasan sebenarnya klien saya didakwa karena dia pemimpin organisasi pelajar yang terlibat dalam tuntutan demokrasi nyata di Hong Kong,” kata dia seperti dikutip situs Time, Kamis, 27 November 2014.
Wong mengaku sempat mendapat perlakuan keras dari polisi. “Dua belas polisi dengan helm bergegas ke arah saya dan mendorong saya ke tanah. Saya terluka di bagian leher,” kata remaja 18 tahun itu seperti dikutip situs berita SCMP.
Jaksa penuntut, Angus Lee Ka-hung, mengatakan kasus ini membutuhkan lebih banyak penyelidikan. Ia sekaligus menuntut tertuduh diperlakukan setara.
Baca Juga:
Di luar pengadilan, Wong mengatakan kepada Time bahwa dia berharap demonstran di dua titik unjuk rasa lain, Admiralty dan Causeway Bay, melanjutkan aksi mereka hingga pemerintah memenuhi tuntutan reformasi pemilu. Ia juga bakal berdiskusi lagi dengan pemimpin pelajar lainnya tentang peran lanjutan mereka dalam protes di Mong Kok. “Daripada menyuruh juru sita, saya harap pemerintah yang menghadapi masalah ini,” ujarnya.
Demonstrasi di Hong Kong terjadi sejak dua bulan lalu. Ribuan pengunjuk rasa memenuhi jalanan Hong Kong, menuntut hak memilih pemimpin secara langsung pada Pemilu 2017. Tapi sampai saat ini desakan mereka tak digubris oleh pemerintah Cina Daratan. Kandidat peserta pemilu akan tetap diseleksi oleh komite yang orang-orangnya ditunjuk pejabat Beijing.
BBC | TIME | SCMP | ATMI PERTIWI
Berita Lainnya:
Putin Dapat Sabuk Hitam Dan 8 Karate
Timor Leste Limbung, Xanana Usir 5 Hakim Portugal
Voting TIME, Kasus Ferguson Salip Jokowi
Dokter Intip Seribu Pasien RS di London
25 Pebisnis Singapura ke Indonesia Pekan Ini