TEMPO.CO, Ferguson - Setidaknya 12 bangunan dibakar oleh massa yang mengamuk di Ferguson, Missouri, Amerika Serikat, menyusul keputusan juri untuk tidak mendakwa polisi yang menembak mati seorang remaja kulit hitam pada Agustus lalu. Sebagian besar bangunan hancur dan aksi kerusuhan serta penjarahan semakin merajalela. (Baca: Polisi Ferguson Tak Dituntut, Massa Mengamuk)
"Saya telah mendengar setidaknya 150 tembakan selama malam penjarahan terjadi. Bentrok antarwarga dengan polisi mengakibatkan puluhan orang terluka. Sedikitnya 29 orang sudah ditangkap," kata Kepala Kepolisian St Louis County, Jon Belmar, seperti dilaporkan Reuters, Selasa, 25 November 2014.
Meskipun tidak pendemo yang mengalami luka serius, massa makin tidak bisa dikendalikan. Menurut laporan Pengamanan Nasional, jumlah pendemo meningkat tajam dari 700 menjadi 2.200 orang. Bahkan, sejumlah aktivis merencanakan akan menggelar demo dengan lebih dari 130 kelompok yang siap mengepung Washington dan Kanada.
"Kami berada di pihak Michael Brown untuk memperjuangkan hal yang benar. Perjuangan kami belum berakhir," kata Pendeta Al Sharpton.
Seorang polisi bernama Darren Wilson menembak remaja kulit hitam Michael Brown pada 9 Agustus lalu. Wilson mengaku sedang duduk di kendaraan patrolinya ketika Brown mendekat dan memukul sang polisi. Selanjutnya, Wilson menembakkan 12 tembakan. (Baca: Lagi, Polisi AS Tembak Pria Kulit Hitam)
Beberapa saksi mata mengatakan Brown ditembak dan tewas dalam keadaan mengangkat tangan ke atas. Namun jaksa penuntut menyebut saksi mata mengubah kesaksian mereka, bahkan meralat dengan menyatakan mereka tak melihat langsung. Kasus ini membuat isu rasis antara warga kulit hitam di Amerika kembali memanas.
REUTERS | RINDU P. HESTYA
Berita Lain:
Voting Time, Jokowi Tekuk Presiden hingga Artis
Jokowi Kian Jauh Tinggalkan Obama di Polling Time
Polisi Ferguson Tak Dituntut, Massa Mengamuk