TEMPO.CO, Teheran - Perempuan yang memiliki dua kewarganegaraan, Iran dan Inggris, Ghoncheh Ghavami, 26 tahun, dilepaskan dari tahanan lantaran kondisi kesehatannya memburuk selama diterungku. Ia melakukan aksi mogok makan dalam tahanan sebagai protes atas penahanannya.
Aparat keamanan Iran menangkap dan menahan Ghoncheh setelah perempuan itu menonton pertandingan bola voli antara Iran dan Italia pada 20 Juni lalu. BBC melansir kaabr pembebasan Ghoncheh pada Ahad, 23 November 2014.
Menurut saudara laki-laki perempuan itu, Iman Ghavami, pembebasan tersebut tak terduga. Orang tua mereka memang meminta pembebasan untuk pemeriksaan kesehatan Ghoncheh yang mogok makan. Bersamaan dengan hal itu, ribuan orang menandatangani petisi menuntut pembebasan Ghoncheh.(Baca:Gadis Ini Ditahan karena Nonton Voli Pria)
"Semua gembira, orang tua dan saudara perempuan saya. Ada banyak kemungkinan, tapi kami tak tahu pasti apa yang akan terjadi. Meski begitu, kami berharap yang terbaik," kata Iman. Pembebasan itu menjadi kado ulang tahun ke-26 Gonchech yang dirayakan hari ini, 24 November 2014.
Jaksa menuntut Ghoncheh dengan alasan dia adalah bagian dari jaringan oposisi. Namun belum ada bukti atas tuduhan itu. Harian Sharq Iran lewat akun Twitter-nya menjelaskan, Ghonchech dibebaskan setelah memberikan uang jaminan US$ 38 ribu.
Iran memberlakukan larangan menonton pertandingan bola voli bagi perempuan sejak 2012. Alasannya, untuk melindungi perempuan Iran dari aksi nakal para pendukung masing-masing tim.
Meski dibebaskan, nasib Ghoncheh masih belum jelas. Perempuan Iran berdarah Inggris ini dilarang bepergian ke luar negeri selama dua tahun.
BBC | MARIA RITA
Baca juga:
Surya Paloh Cerita Asal Mula Jokowi Pilih Prasetyo
Dituduh Menipu, Mourinho Serang Balik Sergio Ramos
Cari Fee dari Senangol, Surya Paloh: Sontoloyo Itu
Kecelakaan Truk, Antrean di Tol Bekasi sampai 10 Kilometer