TEMPO.CO, Kuala Lumpur -Sebanyak tiga pekerja, satu di antaranya asal Indonesia, tewas dalam ledakan tambang batu bara di Pantu, wilayah Sri Aman, Serawak, Malaysia bagian timur, Sabtu, 22 November 2014 pagi lalu.
Para pekerja tewas akibat ledakan yang terjadi pada Sabtu, sekitar pukul 9 pagi, itu. Mereka yang tewas diidentifikasikan sebagai warga negara Indonesia bernama Kurdianto, 38 tahun; warga Korea Utara, Pang Chung Hyok (29); dan Tun Tun Win (29), asal Myanmar.
Baca juga:
Wakil Kepala Polisi Sri Aman, Komisaris Mat Jusoh Mohammad, kepada The Star, mengatakan jumlah korban cedera meningkat menjadi 29 orang, termasuk 9 orang Indonesia, 6 dari Myanmar, 5 dari Cina, 7 dari Korea Utara, dan 2 dari Bangladesh.
Korban luka-luka dirawat di Rumah Sakit Umum Serawak (HUS), Rumah Sakit Sri Aman, dan beberapa lokasi lain. “Dari jumlah ini, 11 dalam kondisi kritis,” kata seorang staf HUS.
Tambang yang berada sekitar 3 kilometer dari jalan utama Sri Aman tersebut sudah beroperasi selama delapan tahun. Mereka memiliki 119 pekerja asing asal Korea Utara (46 orang), Indonesia (19 orang), Myanmar (25 orang), Cina (15 orang), dan Bangladesh (10 orang).
Baca juga:
Kepala Departemen Kebakaran dan Penyelamatan Sri Aman, Ranger Moss, mengatakan ledakan terjadi ketika sebuah sakelar untuk sabuk pada tambang dihidupkan dan satu extractor yang digunakan untuk mengusir gas keluar dari terowongan tidak bekerja. Bunga api kemudian keluar dari sakelar atau itulah yang mungkin menyebabkan terjadinya ledakan.
BERNAMA | THE STAR | RAJU FEBRIAN
Topik terhangat:
BBM Naik | Ritual Seks Kemukus | Banjir Jakarta | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Ahok 'Tebus Dosa' ke Ridwan Kamil Rp 125 Juta
Jean Alter: Sri Wahyuni Saya Cekik Sampai Mati
Kata Susi, Ini Kebodohan Indonesia di Sektor Laut