TEMPO.CO, Erbil - Setidaknya enam orang dinyatakan tewas dalam serangan bom bunuh diri di Erbil, ibu kota wilayah otonom Kurdi di Irak, pada Rabu, 19 November 2014. Mereka adalah tiga warga sipil, dua polisi, dan pelaku.
"Puluhan orang juga terluka ketika pembawa bom menyetir kendaraannya di tengah kerumunan warga di depan pintu gerbang gedung pemerintahan Erbil. Sempat ada aksi baku tembak dengan penjaga," kata juru bicara Gubernur Erbil, Hamza Hamid, kepada Al Jazeera.
Erbil adalah wilayah otonomi Kurdi yang terbilang cukup aman bagi warganya. Belum ada kelompok yang mengklaim serangan ini, tapi pemerintah setempat menduga Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) adalah pelakunya. ISIS memang menguasai wilayah Irak utara dan sudah tujuh kali melancarkan serangan terhadap warga Kurdi. (Baca: Kurdi Irak Kirim 150 Relawan Hadapi ISIS di Kobane)
Dalam tayangan televisi, Wali Kota Erbil, Nawzad Hadi, mengatakan pengebom berusaha menghancurkan benteng gedung pemerintahan untuk masuk ke dalam kompleks, tapi gagal. "Jadi, pelaku meledakkan mobil bermuatan bahan peledak di luar kompleks," kata Hadi.
Sebelumnya, sebuah serangan di Erbil menargetkan pembangunan yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri. Namun, serangan yang paling parah terjadi tahun lalu, saat ISIS meluncurkan serangan bom bunuh diri dan bom mobil yang terkoordinasi di markas besar Dinas Keamanan Erbil. (Baca: Bom Bunuh Diri ISIS di Irak Tewaskan 59 Orang)
RINDU P. HESTYA | AL JAZEERA
Berita Lain:
Warga AS Dibantai ISIS, Begini Respons Obama
Pemerintah Prancis Akui Warganya Terlibat ISIS
Perwira Militer Wanita Korut Ungkap Pelariannya