TEMPO.CO, Jakarta - Video yang dirilis oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sebagai klaim kematian relawan Amerika Serikat, Peter Kassig, ternyata menyimpan sejumlah kejanggalan. Untuk pertama kalinya, setelah eksekusi empat sandera sebelumnya, video Kassig tidak menampilkan adegan pemenggalan, tidak menyampaikan ancaman, dan tidak pula menyebut target selanjutnya. Dalam video itu, tahu-tahu seorang anggota ISIS sudah menginjak kepala yang diduga adalah kepala Kassig yang sudah terpenggal.
ISIS justru berfokus pada pemenggalan terhadap lebih dari 20 tentara Suriah oleh sejumlah anggotanya. Salah satu algojo lalu mengecam Presiden Barack Obama lantaran menyisakan tentara AS di Irak sejak penarikan pasukan pada 2004. (Baca: ISIS Rilis Lagi Video Pemenggalan Warga AS)
Seorang pengamat anti-ekstremis Irak dari Qulliam Foundation, Haris Rafiq, menelaah arti kejanggalan video itu. Rafiq memprediksi keanehan itu mengindikasikan keadaan ISIS kini sedang tertekan.
"Seperti seekor binatang yang terluka, mereka akan semakin ganas dan brutal untuk melindungi diri dan mengancam musuh. ISIS ingin menunjukkan bahwa mereka masih kuat meski dihujani serangan dari aliansi Amerika," kata Rafiq, seperti dilaporkan CNN, Senin, 17 November 2013. (Baca: Algojo ISIS, Jihadi John, Dikabarkan Terluka Parah)
Rafiq menjelaskan, sisi brutal yang ingin ditunjukkan ISIS menandakan bahwa mereka sedang terpojok. "Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bisa lebih keji dalam keadaan putus asa," kata Rafiq.
Sementara itu, pensiunan Angkatan Darat AS sekaligus ahli kontraterorisme, Letnan Kolonel Joe Ruffini, berpendapat, video itu dirilis untuk menakut-nakuti warga Suriah dan Irak. Ruffini mengatakan ISIS ingin kemauannya dituruti oleh negara yang telah mereka kuasai.
"ISIS seperti ingin berkata, 'Saat kami meminta Anda melakukan sesuatu, Anda akan tahu apa konsekuensinya jika menolak'," kata Ruffini.
Daveed Gartenstein-Ross, petinggi Yayasan Pertahanan Demokrasi, mengatakan mungkin terjadi masalah serius sebelum Kassig dieksekusi. "Kemungkinan yang paling besar adalah terjadi hal yang tidak beres, di luar dugaan ISIS, ketika mereka memenggal Kassig," kata Ross.
RINDU P. HESTYA | CNN | TIMES
Berita Lain:
Jokowi Jadi Koki, Benarkah Australia Menghina?
Algojo ISIS, Jihadi John, Dikabarkan Terluka Parah
Peter Kassig, Relawan AS yang Dibunuh ISIS