TEMPO.CO, Brisbane - Ratusan pengunjuk rasa turun ke jalan di Brisbane, Australia, tepat saat para pemimpin dunia mulai berdatangan untuk menghadiri acara KTT G20 selama dua hari ke depan. Aksi protes ini dilakukan untuk menuntut keadilan atas meningkatnya kematian suku Aborigin di tahanan.
Dikutip dari Brisbane Times, Jumat, 14 November 2014, pendemo awalnya berkumpul di Roma Street Forum dan akan bergerak hingga ke CBD Brisbane. Jumlah mereka terus bertambah. Pendemo pun melakukan orasi menuntut keadilan bagi suku asli Australia itu.
Polisi telah memblokir jalan-jalan kota sejak pawai dilakukan pagi tadi. Pejabat meminta para polisi meminimalkan dan menghindari aksi kekerasan semaksimal mungkin.
Polisi spesialis negosiator telah disiagakan untuk menjaga agar pawai ini tidak berlangsung rusuh. Mereka membaur dengan para pendemo sebagai reporter atau polisi preman. (Baca: Sambut G20, 'Pemimpin Negara' Piknik Bersama)
"Para polisi perunding ini sedang mencari kemungkinan adanya niatan kekerasan dalam kerumunan. Saat ini kondisi masih baik-baik saja," kata seorang pendemo, Darran Williams.
Williams menjelaskan bahwa isu kematian di dalam tahanan adalah masalah yang paling krusial dalam komunitas itu. Namun rekan-rekannya telah diingatkan untuk tidak emosi dan jangan terpancing amarah.
"Orang-orang ini ingin melawan, tapi kekerasan bukan pilihan. Kami tahu ada kejahatan di balik hukum negara, tapi kami perlu Australia bekerja bersama kami, bukan melawan," kata Williams. (Baca: Jelang G20, Obama Diancam Dibunuh)
Selama pawai berlangsung, para pengunjuk rasa meneriakkan agar menegakkan keadilan bagi anggota suku yang diperlakukan tidak adil. Pawai telah berhenti di Herschel Street dan akan menjadi tempat berkumpul para pendemo untuk dua hari ke depan.
"Kami ingin memberi tahu pemerintah G20 bahwa ada kematian di dalam tahanan. Kami ingin mereka ikut memberikan panduan kepada pemerintah Australia," kata seorang pendemo.
Warga Aborigin hanya 2,5 persen dari seluruh penduduk di Australia. Sejak tahun lalu, sebanyak 26 persen dari seluruh tahanan di Negeri Kanguru itu adalah warga Aborigin. Belakangan ini, banyak laporan yang menyebutkan tahanan Aborigin tewas di sel karena penyebab yang disengaja.
RINDU P. HESTYA | BRISBANE TIMES
Berita Lain:
Malaysia Kuasai 3 Desa, Pemda Nunukan Pasrah
Ahok Didukung MUI Asal...
Cara Jokowi Jadikan Indonesia Poros Maritim