TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina memerintahkan penghapusan aplikasi yang menampilkan data polusi udara di Cina seusai penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Aplikasi pendeteksi tingkat polusi produk Amerika Serikat itu diboikot dan sudah tidak bisa diakses.
Ibu kota Cina, Beijing, merupakan kota dengan tingkat populasi tinggi, yang sering membuat warga tersedak karena menghirup udara yang kotor dan penuh dengan kabut kimia. Hal tersebut memicu kemarahan masyarakat.(Baca:Presiden Cina: Saya Cek Polusi Udara Setiap Hari )
Sementara pemerintah Cina menyediakan data tentang kondisi udara di negaranya, Kedutaan Besar Amerika Serikat menyediakan fasilitas berupa aplikasi yang dapat mendeteksi kadar polusi di Cina yang dianggap lebih dapat diandalkan.
Beijing dan wilayah di sekitarnya telah berusaha menurunkan tingkat polusi untuk menyambut KTT APEC awal pekan ini. Pemerintah Cina memperketat penggunaan mobil, menutup pabrik untuk beberapa hari, dan meliburkan karyawan.(Baca:Cina Tuan Rumah APEC, Warga Beijing 'Diusir' )
APEC merupakan pertemuan terbesar yang diselenggarakan di Cina setelah dipimpin oleh Presiden Xi Jinping, yang mulai menjabat setahun lalu.
Wakil Perdana Menteri Cina Zhang Gaoli mengatakan pembersihan udara di Cina merupakan "prioritas" pemerintah jauh sebelum APEC digelar. "Kita tidak bisa terus menunjukkan data kualitas udara yang dikeluarkan Kedutaan Besar Amerika Serikat," kata seorang perwakilan dari Studio Fresh-Ideas dalam sebuah e-mail seperti dilansir Channel News Asia, Selasa, 11 November 2014.(Baca:Sambut APEC, Cina Ketatkan Aturan Demi Langit Biru )
INTAN MAHARANI | CHANNEL NEWS ASIA
Baca juga:
Arteta Akan Pensiun di Arsenal
MA Hukum Mati Pembunuh Sisca Yofie
Rayu Warga, Menteri PU Gelar Tikar di Tepi Sungai
Revisi Pasal UU MD3 Belum Capai Titik Temu