TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia menyatakan dukungannya terhadap ide poros maritim yang digagas Presiden Joko Widodo. Dukungan ini disampaikan Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Federasi Rusia Valentina Ivanovna Matviyenko saat bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu, 12 November 2014.
"Kami sangat tertarik dengan prakarsa Presiden Joko Widodo untuk membangun Indonesia sebagai poros maritim di kawasan Asia-Pasifik," kata Matviyenko setelah bertemu dengan JK di Kantor Wakil Presiden. (Baca: Indonesia-Rusia Bidik Perdagangan Rp61 Triliun)
Menurut Matviyenko, ide poros maritim pasti akan mendorong perluasan kerja sama Rusia-Indonesia di kawasan Asia-Pasifik. Dia mengatakan, untuk mewujudkan ide poros maritim, Indonesia perlu melakukan sejumlah pembangunan di bidang infrastruktur. Salah satunya adalah membangun pelabuhan. Dia memastikan Rusia siap membantu mewujudkan ide poros maritim itu. (Baca: 60 Pebisnis Rusia Incar Proyek Unggulan Jokowi)
Selain membahas ide poros maritim, pertemuan Matviyenko dengan JK juga membahas peluang peningkatan kerja sama di bidang ekonomi. “Khususnya merencanakan peningkatan perdagangan Rusia dengan Indonesia hingga US$ 5 miliar," ujar Matviyenko.
Rencana pelaksanaan proyek besar di bidang investasi pun menjadi pokok bahasan Matviyenko dengan JK. Salah satunya, rencana pembangunan jalur kereta di Kalimantan dan pabrik aluminium di Indonesia. "Kami juga membahas kesempatan untuk meletakkan sistem teknologi satelit Rusia di Indonesia dan keikutsertaan Rusia dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir."
Bahasan lainnya adalah peningkatan kerja sama kedua negara di bidang militer dan penanggulangan terorisme internasional. "Indonesia adalah mitra kunci bagi Rusia di kawasan Asia-Pasifik," tutur Matviyenko. (Baca juga: Di APEC, Rachmat Gobel Sentil Rusia dan Australia)
Adapun JK menyatakan kedatangan Matviyenko bertujuan mempererat hubungan kedua negara. "Tentu ini sangat penting karena sejak dulu kita memiliki hubungan yang baik dengan Rusia, baik secara politik, perdagangan, maupun investasi," kata JK.
PRIHANDOKO
Terpopuler:
Menteri Susi Ternyata Pernah Jadi Buronan Polisi
Makna Politik Jokowi Diapit Obama dan Jinping
Bubarkan FPI, Gerindra: Ahok Bodoh atau Pintar?
Disuruh Geser Ahok, Fahrurrozi: Itu Darurat
Ahok Bimbang Laporkan Ketua FPI ke Polisi