TEMPO.CO, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang akan dilaksanakan di Myanmar mulai hari ini, 12 November 2014, akan membahas sejumlah isu. Berikut lima isu kunci yang menjadi prioritas untuk dibahas dalam KTT ASEAN seperti dilansir oleh The Bangkok Post, 11 November 2014:
1. Perdebatan Cina dan ASEAN tentang Laut Cina Selatan, akankah berakhir?
Cina dan anggota ASEAN seakan terjebak dalam masalah batas wilayah laut negara-negara mereka di Laut Cina Selatan. Beijing dan anggota ASEAN setuju untuk membicarakan bagaimana jalan keluar terbaik untuk masalah kelautan mereka pada Oktober lalu, namun tata kelakuan baik (code of conduct) belum ditandatangani. (Baca: Konflik Laut Cina Selatan Dibahas di KTT ASEAN)
"Cina lebih memilih membuat persetujuan secara bilateral atas persengketaan kelautannya, daripada secara multilateral. Itu yang menyebabkan Cina tak kunjung menandatangani draf perjanjian tersebut," kata Fuadi Pisuwan, dosen program Asia di Universitas Harvard.
2. Seberapa antusiaskah anggota ASEAN terhadap program integrasi ekonomi?
Kesepakatan untuk menjalankan integrasi ekonomi ditandatangani pada tahun 2007 untuk melakukan persiapan sehingga 2015 dapat diimplementasikan perpindahan migrasi tenaga kerja antarnegara anggota ASEAN. Namun karena ada beberapa negara anggota ASEAN yang memiliki tingkat pendapatan jauh di atas anggota lainnya, muncul kekhawatiran sulit mengendalikan imigran dari negara miskin.
"90 persen persiapan sudah berjalan dan direncanakan sebelum 2015 akan mencapai target persiapan. Sangat mengesankan," kata Roy Daria tria, pimpinan redaksi di majalah Asean Affairs. (Baca: Jokowi 'Jual' Program Kerja di KTT ASEAN)
3. Apakah ASEAN seperti Uni Eropa, melaksanakan common market setelah tahun 2015?
Integrasi ekonomi yang diusung ASEAN mengalami peningkatan yang mengesankan. Perusahaan swasta dan ahli ekonomi akan banyak menyumbang untuk peningkatan pembangunan energi dan infrastruktur pada tahun 2015. Namun wacana common market tidak akan terlaksana, terbukti tidak masuk dalam rencana pembahasan dalam pertemuan di Naypyidaw, ibu kota Myanmar.
"ASEAN berbeda dengan Uni Eropa. Kita hanya ingin mengatur stabilitas, mempromosikan pembangunan, dan menjaring banyak investor asing," kata Chayut Setboonsarng, analis kebijakan regional.
4. Adakah langkah baru yang diakomodasi ASEAN terhadap perdagangan manusia?
Momok yang ada di Asia Tenggara adalah perbudakan seks, perbudakan tenaga kerja, dan penyelundupan manusia. Amerika Serikat menobatkan Thailand, Malaysia, Myanmar, Laos, dan Kamboja sebagai pelanggar dan pelaku terbesar kasus kriminal tersebut. Untuk pertama kalinya, ASEAN memiliki wacana untuk membahas bagaimana manajemen kasus perdagangan manusia yang akan ditandatangani sebelum akhir tahun.
"ASEAN perlu segera mencabut prinsip noninterferensi yang beberapa dekade membuat ASEAN sulit menyelesaikan masalah di negara anggotanya," kata Sunai Phasuk dari Human Rights Watch. (Baca: Di KTT ASEAN, Jokowi Paparkan Ide Poros Maritim)
5. Akankah Presiden Barack Obama mendukung Aung San Suu Kyi diizinkan mengikuti pemilu Myanmar tahun depan?
Presiden Obama telah mendukung reformasi di Myanmar, mendorong masyarakat dan swasta untuk mengizinkan Suu Kyi mencalonkan diri sebagai Presiden, namun tidak disetujui konstitusi karena keterlambatan kehadiran pasangan Suu Kyi.
Oktober lalu Presiden Obama meminta Presiden Myanmar Thein Sein untuk menekan masalah Suu Kyi, namun militer Myanmar yang memiliki hak veto di konstitusi tidak setuju.
INTAN MAHARANI | BANGKOK POST
Baca juga:
FPI Mengaku Cuma Sekali Ditegur Kemendagri
Menteri Susi: Investor Harus Punya Pengolahan Ikan
Konflik Laut Cina Selatan Dibahas di KTT ASEAN
Pakaikan Mantel ke Istri Jinping, Putin Dikritik