TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Tetap Republik Indonesia (Watapri) untuk ASEAN, Duta Besar Rahmat Pramono, mengatakan masalah Laut Cina Selatan menjadi agenda pembahasan pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-25. "Masalah Laut Cina Selatan akan dibahas saat ASEAN bertemu dengan Cina, Kamis, 13 November 2014," ujarnya saat dihubungi, Rabu, 11 November 2014. (Baca: Aksi Terorisme Ancam KTT ASEAN di Myanmar)
Dia mengatakan masalah Laut Cina Selatan mendapatkan titik terang setelah kesepakatan penyusunan tata kelakuan baik (COC) mulai dipersiapkan. "Indonesia akan mendorong agar penyusunan COC semakin cepat untuk diselesaikan. Jadi, realisasinya di lapangan dapat semakin cepat selesai," ujarnya.
Menurut Rahmat, permasalahan KTT APEC ke-25 harus dijadikan momentum untuk membahas permasalahan Laut Cina Selatan sebelum memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. "Harus diambil sebuah kesimpulan yang tegas untuk membahas Laut Cina Selatan," tuturnya. (Baca: KTT ASEAN Mulai Digelar, Apa Saja yang Dibahas?)
Sekadar untuk diketahui, ketegangan negara ASEAN dengan Beijing muncul setelah Filipina menangkap sebelas nelayan Cina yang kedapatan membawa 350 penyu hijau, yang dianggap hewan langka, dari perairan yang disengketakan. Selain Vietnam dan Filipina, negara ASEAN lainnya yang mengklaim hak atas Laut Cina Selatan adalah Malaysia dan Brunei Darussalam.(Baca: Pemerintah Siapkan 9 Dokumen ke KTT ASEAN)
Secara multilateral, Indonesia punya sedikit masalah dengan Laut Cina Selatan. Sebab, empat negara ASEAN yang ikut bersengketa tersebut dan Indonesia berdekatan dengan Laut Cina Selatan.
AMOS SIMANUNGKALIT
Baca juga:
Menteri Susi Surati Menteri Siti Bahas Kewenangan
Rahasia Seksi ala Nafa Urbach
Lawan Belarus, Timnas Spanyol tanpa Fabregas
Jokowi 'Jual' Program Kerja di KTT ASEAN