TEMPO.CO, Tampa - Kementerian Pertahanan dan Kementerian Dalam Negeri Irak melaporkan bahwa serangan udara di Qaim, Provinsi Anbar, telah melukai pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi. Tanpa penjelasan lebih lanjut, pemerintah menyiarkan laporan itu lewat siaran televisi. Namun Pentagon menilai dengan skeptis klaim yang dilakukan oleh Irak terkait dengan serangan itu.
"Sejak awal, serangan di Qaim tidak menargetkan pemimpin ISIS. Kalaupun memang melukai Baghdadi, itu semua hanya keberuntungan," kata Kolonel Angkatan Udara Pat Ryder, juru bicara Pusat Komando AS, kepada Fox News di Tampa, Florida, pada Senin, 10 November 2014. (Baca: Baghdadi, Pemimpin ISIS, Terluka Parah)
Ryder menilai laporan langsung yang disiarkan oleh Irak juga sangat berlebihan. Sebab, ujar Ryder, Irak sebenarnya tidak memiliki angkatan udara, apalagi memimpin serangan itu. "Kami belum dapat pastikan jika Baghdadi di antara 33 orang yang terluka dalam serangan itu," tuturnya.
Seorang pejabat intelijen Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan operasi itu dilakukan oleh pasukan keamanan Irak dan memang mengenai Baghdadi. Namun pejabat tidak menjelaskan seberapa parah luka yang dialami oleh pria 40 tahun itu. (Baca: Baghdadi, Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS)
"Seorang informan ISIS melaporkan pada kami bahwa Baghdadi terluka. Kami memang sudah mengetahui bahwa ada pertemuan operasional di lokasi tempat Baghdadi diserang," ujar seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Namun kabar terlukanya Baghdadi dibantah oleh ISIS. Lewat akun Twitter-nya, ISIS mengklaim bahwa pemimpin mereka tidak mengalami luka apa pun dan sehat-sehat saja.
RINDU P. HESTYA | FOX NEWS
Berita Lain:
Baghdadi, Pemimpin ISIS, Terluka Parah
Menlu: Kehadiran Jokowi di Sejumlah KTT Penting
Jokowi Top Jika Pidato Bahasa Indonesia di APEC