TEMPO.CO, Catalonia - Hasil jajak pendapat informal yang dirilis oleh kelompok orang yang pro-kemerdekaan Catalonia menyebut 80 persen rakyat ingin pisah dari Spanyol. Jajak pendapat ini dilakukan setelah sebelumnya pengadilan Spanyol menolak referendum formal di wilayah tersebut.
Laporan BBC, Wakil Presiden Catalonia Joana Ortega berkata, lebih dari dua juta rakyat berpartisipasi dalam jajak pendapat. “Kami telah memperoleh hak untuk referendum,” ujarnya, seperti dikutip Time, Senin, 10 November 2014.
Rakyat di wilayah timur laut Spanyol telah meminta pemisahan dari Spanyol sejak bertahun-tahun lalu. Menurut mereka, ada ketidakadilan di bidang ekonomi yang dilakukan pemerintah pusat serta perbedaan budaya antara Catalonia dan Negeri Matador. Mereka merasa berkontribusi besar bagi perekonomian Spanyol tapi hanya mendapat sedikit bagian dari pemerintah pusat.
Karenanya, lebih dari 40 ribu sukarelawan membantu jalannya proses jajak pendapat. Dewan Nasional Catalonia, kelompok penekan, juga mengumpulkan tanda tangan di lokasi jajak pendapat untuk petisi yang bakal dikirim ke Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Komisi Eropa. Mereka berharap dua pihak itu mau membantu meyakinkan Spanyol agar mengizinkan referendum resmi.
Pemerintah Spanyol menyebut hasil jajak pendapat itu tidak sah. “Pemerintah menganggap ini momentum propaganda politik yang dilakukan oleh gerakan pro-kemerdekaan dan sama sekali tanpa validitas demokrasi,” kata Menteri Hukum Spanyol Rafael Catala.
BBC | TIME | ATMI PERTIWI
Berita Lainnya:
Gorbachev Tuding Barat Memulai Perang Dingin Baru
43 Mahasiswa Dibunuh, Istana Negara Meksiko Dibakar
43 Mahasiswa Meksiko Dibunuh dan Dibakar Gangster
Warga Catalonia Gelar Pemilu Simbolis
AS: Kondisi Pemimpin ISIS Masih Misterius