Ia mengatakan melalui proposal tersebut Indonesia meminta lembaga riset APEC, Policy Support Unit (PSU), untuk memilih jumlah produk pembangunan yang berdampak paling besar terhadap peningkatan pendapatan masyarakat miskin, petani, serta usaha kecil dan menengah (UKM) khususnya di pedesaan. Lembaga riset APEC, Policy Support Unit (PSU) mengkaji 157 produk yang dinominasikan anggota APEC, di antaranya 15 produk berasal dari Indonesia yaitu sawit, karet, rotan, produk kayu, dan ikan.
Perundingan atas produk pembangunan ini perlu diperjuangkan Indonesia di tengah gencarnya gagasan Free Trade Area of the Asia Pacific (FTAAP) yang didorong tuan rumah Cina. Pembentukan FTAAP itu sendiri merupakan cita-cita yang telah disepakati para pemimpin ekonomi APEC sejak 2006.
FTAAP tersebut dirancang sebagai bangunan regional jangka panjang yang menghubungkan berbagai perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade Agreement yang ada. Termasuk didalamnya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang dimotori ASEAN dan Trans-Pacific Partnership (TPP) yang dimotori Amerika Serikat.
Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Bachrul Chairi menambahkan, sesuai hasil kesepakatan di Beijing, konsep APEC bagi perwujudan FTAAP kini telah sesuai dengan keinginan Indonesia yaitu diwujudkan secara bertahap, dilakukan di luar proses APEC, serta kental memiliki dimensi pembangunan. Menurutnya tugas APEC hanyalah menjadi inkubator dan memberikan masukan intelektual terhadap substansi FTAAP.
Ia mengatakan rincian mengenai bentuk dan jangka waktu menuju perwujudan FTAAP harus menunggu hasil kajian bersama yang dilakukan Ekonomi APEC dengan mempertimbangkan hasil-hasil studi lembaga think tank. "Indonesia menjadi anggota Gugus Tugas Pengkaji guna memastikan bahwa seluruh kepentingan nasional terwakili di dalam proses kajian," kata Bachrul.
MAYA NAWANGWULAN
Baca juga:
Ridwan Kamil, Hercules dan Nazar untuk Persib
Nurul Arifin Menyesal Tak Sebar Duit Saat Pemilu
Dukung Menteri Blusukan, Tweeps Bully Nurul Arifin
Sebelum Final, Persib Sudah Siapkan Algojo Penalti