TEMPO.CO, Jakarta - Singapura tak mau kebobolan kasus ebola. Mulai Rabu, 5 November 2014, warga negara dari Guinea, Liberia, dan Sierra Leone harus memiliki visa untuk dapat memasuki Singapura.
"Kami memfasilitasi perpindahan dan kontrol masuknya warga negara dari negara-negara tersebut untuk melacak kontak yang mungkin terjadi, " kata Menteri Kesehatan Lam Pin Pim pada Senin, 3 November 2014. "Proses yang harus dilalui warga negara dengan visa adalah pengecekan kesehatan dan pemberian rute selama di Singapura. Hal tersebut untuk memantau kemungkinan gejala ebola." (Baca: Rendah, Kontribusi Asia Memerangi Ebola)
Dilansir dari BBC pada 3 November 2014, Singapura telah menemukan dua warga negara asing yang diduga terjangkit ebola, tapi ternyata negatif setelah diuji. Pertama, seorang wanita Nigeria yang akhirnya diloloskan karena tidak memiliki kontak dengan penderita ebola. Kedua, penumpang yang mengalami demam setelah melakukan perjalanan ke daerah endemis ebola tapi ternyata didiagnosis terkena amandel. (Baca: Cina Karantina Dokter Usai Bantu Tangani Ebola di Afrika)
Sistem penggunaan visa yang dilakukan Singapura mengikuti program dari Australia, pekan lalu, untuk mengawasi warga asing dari negara yang terkena wabah ebola.
Pemerintah Singapura akan terus memonitor situasi ebola dan mempersiapkan langkah-langkah pencegahan, seperti yang dilansir dalam Channel Asia News pada 3 November 2014.
INTAN MAHARANI | BBC
Baca juga:
Pramono Anung: Kisruh DPR Selesai Pekan Depan
Johan Budi Sebut Korupsi di Indonesia Meningkat
@TrioMacan2000 Ditangkap, Ahok: Biar, Biar Kapok!
Gelar Konser, Taylor Swift Jelajahi 4 Benua