TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 200 anggota suku Nimrawi di Irak tewas ketika melawan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Mereka ditembak mati secara brutal dan massal dalam beberapa hari.
Korban pembunuhan tak hanya orang dewasa, tetapi juga wanita dan anak-anak. Pembunuhan massal terbaru terjadi pada Sabtu malam di Kota Ras al-Maa, Ramadi utara, ibu kota Provinsi Anbar. Pemimpin suku di tempat tersebut, Naim Kaood, mengatakan 67 orang meninggal karena peristiwa tersebut. (Baca:Bom Hantam Baghdad Jelang Asyura, 10 Orang Tewas)
Pembantaian serupa terjadi hari Kamis dan Jumat, 30 dan 31 Oktober 2014. Total korban meninggal belum diketahui secara pasti. Namun, diperkirakan ada lebih dari 200 korban, seperti dikutip dalam LA Times pada 2 November 2014. Dewan Provinsi Anbar, Faleh Issawi, mengatakan sebanyak 258 anggota suku Albu Nimr tewas.
"Masalah yang muncul sekarang, mereka menargetkan semua orang dengan nama Nimrawi. Tidak peduli perempuan, anak-anak, atau anggota kepolisian," kata Faleh Issawi pada satu wartawan lokal. Nimrawi merupakan nama umum suatu suku yang dominan di wilayah tersebut. Sebagian besar wilayah Anbar telah dikuasai ISIS meski ibukota provinsi masih di tangan pemerintah.
Human Rights Watch melaporkan kasus pembantaian massal oleh kelompok Sunni ini merupakan tuduhan terbaru.
INTAN MAHARANI | LA TIMES
Baca juga:
Persipura Menolak Latihan karena Asap di Palembang
Rekam Jejak Widyo Pramono, Calon Jaksa Agung
Audrey Tapiheru Ingin Jadi Kasir
Rekam Jejak M.Yusuf, Calon Jaksa Agung