TEMPO.CO, Jakarta - Milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tengah mencari orang yang bersedia menjadi manajer untuk mengelola kilang minyak di Irak dan Suriah yang sudah mereka kuasai. Manajer yang bersedia menjadi bagian dari ISIS akan digaji hingga Rp 2 miliar per tahun.
Saat ini ISIS telah menguasai sebelas ladang minyak di Irak dan Suriah selama pendudukan mereka. Dalam sehari saja, ISIS bisa mendapatkan Rp 38 miliar. Menurut laporan, pendapatan mereka tengah mengalami kemerosotan. ISIS pun mulai mencari tenaga ahli yang profesional untuk mengelola kilang minyak agar tidak bangkrut. (Baca: ISIS Rebut Tiga Sumur Gas di Suriah)
"ISIS tengah mengancam keluarga para pekerja profesional dan memaksa mereka agar mau mengelola perdagangan minyak," kata Time.
Penjualan minyak di pasar gelap melalui jaringan militan dikabarkan lebih menarik pembeli, seperti yang terjadi di Afrika Utara. Namun, serangkaian kecelakaan fatal yang merusak kilang minyak ISIS diperkirakan mulai menganggu produksi.
"ISIS mencoba menarik staf terbaik untuk mengelola minyak. Tawarannya juga cukup besar, tapi tidak sebesar seperti yang ditawarkan Barat kepada Irak saat ini. Mereka pasti mengharapkan tawaran yang lebih tinggi," kata Robin Mills, ahli dari perusahaan konsultan di Dubai, Manaar Energi. (Baca: Bagdad Peringatkan untuk Tak Beli Minyak ISIS)
Pejabat Oil Company di Irak mengaku telah menerima ancaman dari ISIS agar mau bekerja untuk mereka. Perusahaan yang sudah kehilangan satu kilang minyak ini dipaksa untuk bekerja. Jika menolak, nyawa keluarga mereka akan terancam. (Baca: Punya Ladang Minyak, Aset ISIS US$ 2 Miliar)
RINDU P. HESTYA | MIRROR | TIME
Berita Lain:
Nonton Voli, Iran Penjarakan Wanita Inggris Ini
Mesir Penjarakan 8 Pria Yang Hadiri Pernikahan Gay
FAO Luncurkan Portal untuk Kurangi Sampah Makanan