TEMPO.CO, Paris - Prancis menangani pasien kedua yang terjangkit virus ebola. Orang yang yang mengidap ebola itu dirawat di Rumah Sakit Militer Begin, Saint-Mande, Prancis, dan dirahasiakan identitasnya.
Menteri Kesehatan Prancis Marisol Touraine mengatakan orang yang terkena ebola tersebut bekerja sebagai utusan PBB di Sierra Leone, salah satu lokasi penyebaran endemik terbesar di Afrika Barat. Sebelum utusan PBB ini, korban pertama ebola yang dirawat di Prancis adalah seorang perawat perempuan. Perawat tersebut dirawat sejak Oktober lalu.
Seperti yang dilansir Le Figaro, Ahad, 2 November 2014, korban tersebut adalah orang asing. "Ini dukungan kami untuk pasien asing sebagai upaya Prancis dalam memerangi ebola," ujar Touraine.
Menurut Tourine, sudah ada 500 kasus indikasi ebola yang ditemukan di Prancis sejak Juni. Di antaranya terdapat 18 kasus yang hampir positif. Setelah diperiksa, semua kasus tersebut negatif.
Sebanyak 18 kasus hampir positif ebola tadi ditangani di rumah sakit khusus ebola di Bichat, Necker, dan Begin. Ketiga rumah sakit tersebut terletak di kawasan Paris. "Di situ para pasien terduga ebola dikarantina dengan level tertinggi," katanya.
Hingga Oktober 2014, menurut catatan WHO, korban yang meninggal dunia karena terjangkit ebola sebanyak 4.922 orang. Di Afrika Barat, ada tiga kawasan yang dinyatakan endemi ebola, yakni Liberia, Sierra Leone, dan Guinea.
LE FIGARO | ANDI RUSLI
Topik terhangat:
Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Kabinet Jokowi | Pengganti Ahok
Berita terpopuler lainnya:
Kata Jokowi Soal Menteri Susi yang Nyentrik
Raden Nuh @TrioMacan2000 Bos Perusahaan Media
Yani: Muktamar PPP Kubu SDA Lebih Buruk daripada Romi
Menteri Energi: Petral Tak Harus Dibubarkan