TEMPO.CO, Jakarta - Amber Vinson akhirnya keluar dari rumah sakit di Emory University, Atlanta, Selasa, 28 Oktober 2014. Banyak orang bertanya-tanya, bagaimana mungkin perawat itu, juga para pengidap ebola lainnya, dapat sembuh, sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan 70 persen pasien ebola di Afrika Barat tak terselamatkan?
Vinson, 29 tahun, terinfeksi ebola ketika bekerja di Rumah Sakit Presbyterian Texas di Dallas sebagai anggota tim perawat Thomas Eric Duncan, warga negara Amerika Serikat pertama yang mengidap ebola setelah kembali dari Liberia. (Baca: Ebola, AS Larang Warga Nigeria Bersekolah )
Atas kesembuhannya, Vinson mengucapkan terima kasih kepada Kent Brantly dan Nancy Writebol, pasien ebola yang sembuh sebelum Vinson. Keduanya telah menyumbangkan darah untuk kesembuhan Vinson.
Vinson dan perawat lain yang terinfeksi ebola, Nina Pham, 26 tahun, berhasil sembuh setelah mendapatkan tranfusi darah dari penderita ebola yang sukses disembuhkan sebelumnya. Metode ini dirasa efektif untuk menghadapi virus ebola. (Baca: Ebola, AS Karantina Tentara dari Afrika Barat)
Dilansir dari USA Today, 28 Oktober 2014, pemulihan kondisi Vinson relatif cepat. Bruce Ribner, dokter yang menangani Vinson, mengatakan, "Jawaban yang sejujurnya: kami tidak tahu pasti. Yang kami tahu, mereka adalah dua pasien ebola termuda yang dirawat di negara maju. Kita tahu, dari data sebelumnya, pasien yang lebih muda mengalami kemajuan kesehatan yang lebih baik daripada pasien yang berusia tua."
Selain itu, Ribner mencatat bahwa Vinson dan Pham mungkin terinfeksi sejumlah virus kecil dari peralatan perlindungan mereka. Jumlah virus yang menginfeksi mempengaruhi mudah tidaknya perlawanan yang dilakukan sistem imun. (Baca: Takut Ebola, Korea Utara Larang Wisatawan Datang)
INTAN MAHARANI | USA TODAY
Baca juga:
Walhi: Menteri Amran Punya Tambang Emas
Persis Solo Tolak Dipimpin 8 Wasit Divisi Utama
Korupsi, Bupati Biak Numfor Divonis 4,5 Tahun Bui
Pameran Indocomtech 2014 Resmi Dibuka