Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kekerasan Seksual Merajalela di Sudan Selatan  

image-gnews
Tentara pemberontak berpatroli dan melindungi warga sipil dari kelompok etnis Nuer menuju kamp darurat pengungsi di Misi PBB Sudan Selatan (UNMISS), Bentiu, Sudan Selatan, 20 September 2014. (AP/Matthew Abbott)
Tentara pemberontak berpatroli dan melindungi warga sipil dari kelompok etnis Nuer menuju kamp darurat pengungsi di Misi PBB Sudan Selatan (UNMISS), Bentiu, Sudan Selatan, 20 September 2014. (AP/Matthew Abbott)
Iklan

TEMPO.CO, Bentiu - Pemerkosaan dan kekerasan seksual merajalela dalam perang saudara di Sudan Selatan, bahkan menimpa orok berusia dua tahun. Hal tersebut disampaikan oleh utusan khusus PBB menanggapi kekerasan seksual di konflik bersenjata, Senin, 20 Oktober 2014.

"Pengalaman saya selama 30 tahun, saya belum pernah menyaksikan kejadian seperti apa yang saya lihat di Bentiu," kata Zainab Hawa Bangura kepada wartawan mengenai perjalanannya di utara kota yang menjadi salah satu kawasan terburuk akibat konflik.

Bangura menambahkan, "Para pengungsi yang mencari perlindungan di tempat pengungsian menghadapi banyak masalah, antara lain ketidakamanan, kondisi tempat tinggal, perlindungan, dan ancaman kekerasan seksual yang merajalela."

Perang saudara pecah di Sudan Selatan sejak menyatakan kemerdekaannya dari Sudan pada 2011. Tuntutan kemerdekaan itu menyusul ketegangan politik antara Presiden Salva Kiir dan wakilnya yang dipecat Riek Machar. Hingga saat ini proses perdamaian untuk mengakhiri konflik yang disponsori oleh negara-negara Afrika belum membuahkan hasil.

"Sejumlah korban selamat dan petugas kesehatan mengatakan kepada saya mengenai kisah pilu pemerkosaan, geng pemerkosaan, perbudakaan seks, dan perkawinan paksa," kata Bangura. "Mereka yang mencoba melawan penyerang acap kali diperkosa dengan beragam benda, bahkan ada yang diperkosa sampai mati."

Dia menjelaskan para korban itu terdiri dari kaum perempuan, laki-laki, gadis, dan remaja. Menurut petugas rumah sakit di Sudan Selatan, 74 persen korbannya berusia di bawah 18 tahun. "Korban perkosaan termuda berumur dua tahun," ucap Bangura.

Menurutnya, kedua belah pihak yang berkonflik telah melakukan kekerasan seksual. "Perkosaan itu perintah kepada aparat militer berdasarkan etnis."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bangura dalam keterangannya mengatakan sebuah stasiun FM Radio Bentiu menggunakan siarannya sebagai alat membela diri bagi para pria yang menggagahi perempuan dan gadis berdasarkan latar belakang etnis serta loyalitas politiknya.

Pada akhir perjalanannya di Sudan Selatan, Bangura dan pemerintah menandatangani sebuah komunike bersama untuk mengakhiri pemerkosaan selanjutnya pesan tersebut harus disampaikan kepada seluruh komandan militer di lapangan.

Konflik di Sudan Selatan telah memakan korban jiwa lebih-kurang 10.000 orang menyebabkan lebih dari 1 juta penduduk mengungsi dan mendorong negeri berpenduduk 11 juta jiwa itu ke jurang kelaparan. Hingga akhir tahun ini, menurut perkiraan PBB, sepertiga penduduk Sudan Selatan terancam kelaparan.

Pada bulan lalu, PBB memperingatkan Kiir dan Machra agar serius melakukan perundingan damai guna mengakhiri kekerasan di negeri termuda tersebut atau akan menghadapi sanksi Dewan Keamanan PBB.

AL ARABIYA | CHOIRUL

Berita Terpopuler
Surat Terbuka Anas Urbaningrum untuk Jokowi
Pelantikan Presiden: SBY Menangis, Jokowi Kaku
Misteri Amien Rais yang Absen di Pelantikan Jokowi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Putus Hubungan dengan Qatar, Kepentingan Yaman Diwakili Sudan

21 Juni 2017

Omar Al-Bashir. AP/Abd Raouf
Putus Hubungan dengan Qatar, Kepentingan Yaman Diwakili Sudan

Sudan sepakat menerima permintaah Yaman.


Amnesty: Sudan Selatan Bakar 2.000 Rumah Penduduk

1 April 2017

Seorang wanita membawa jerigen berisikan air setelah mengisinya di sungai saat akan kembali ke rumahnya di Torit, Sudan Selatan, 9 Maret 2017. (Mackenzie Knowles-Coursin/UNICEF via AP)
Amnesty: Sudan Selatan Bakar 2.000 Rumah Penduduk

PBB mengkategorikan pembakaran rumah penduduk sebagai genosida.


TNI Gelar Festival Layang-layang di Sudan

27 Februari 2017

Sekelompok pemuda berusaha mendaratkan layang-layang tradisional Janggan dalam Festival Layang-Layang Bali ke-38 di Pantai Padanggalak, Denpasar, Bali, 24 Juli 2016. Layang-layang tradisional Bali memiliki tiga jenis bentuk yaitu, Bebean atau ikan, Janggan atau naga dan Pecukan atau daun. TEMPO/Johannes P. Christo
TNI Gelar Festival Layang-layang di Sudan

Festival tersebut bertujuan menghibur para pelaksana misi perdamaian di Sudan di sela kegiatan rutin.


Penyelundupan Senjata di Sudan, Polisi RI Bakal Dipulangkan  

21 Februari 2017

Wakil Menteri Luar Negeri RI Abdurrahman M. Fachir dalam penutupan Bali Democracy Forum VIII di Nusa Dua, Bali, 11 Desember 2015. (Foto: Fasmed Kemlu)
Penyelundupan Senjata di Sudan, Polisi RI Bakal Dipulangkan  

Wakil Menlu Abdurrahman Fachir memastikan polisi RI yang dituduh menyelundupkan senjata di Sudan akan dipulangkan.


Perampokan Sapi, Ribuan Orang Tewas di Sudan Selatan

5 Februari 2017

Seorang pria suku Dinka memegang senapan AK 47 buatan Rusia di depan sapi-sapinya di kamp penggembala ternak di Rumbek, ibukota Negara bagian Lakes, Sudan, 14 Desember. REUTERS/Goran Tomasevic
Perampokan Sapi, Ribuan Orang Tewas di Sudan Selatan

Kekerasan melanda desa-desa, perempuan diculik dan dibunuh.


Keamanan Terkendali, Sudah Selatan Tolak Pasukan PBB

13 Januari 2017

Dua orang anak Selatan Sudan bermain di tempat pengungsian di desa Congolese, provinsi Orientale, Kongo, 12 November 2016. REUTERS/Aaron Ross
Keamanan Terkendali, Sudah Selatan Tolak Pasukan PBB

Menurut Menteri Pertahanan Kuol Manyang Juuk, Sudan Selatan memang sudah tak perlu lagi pasukan PBB untuk melindungi pasukan regi


Tanpa Dakwaan, Sudan Bebaskan 6 Mahasiswa  

21 Juni 2016

Warga meneriakkan slogan dalam aksi protes terhadap sampul majalah Charlie Hebdo yang menampilkan kartun Nabi Muhammad di Khartoum, Sudan, 16 Januari 2015. ASHRAF SHAZLY/AFP/Getty Images
Tanpa Dakwaan, Sudan Bebaskan 6 Mahasiswa  

Para mahasiswa itu dicokok saat berlangsung kerusuhan di Univeritas Khartum yang melibatkan mahasiswa dan pasukan keamanan.


PBB: Perempuan Dijadikan Upah Seks Milisi di Sudan

12 Maret 2016

Wanita dari etnis Nuer kembali ke desa mereka setelah berjalan sepanjang hari melalui jalan berlumpur dan tergenang air untuk menjual tas arang bagi pengungsi di kamp Misi PBB, Bentiu, Sudan Selatan, 20 September 2014. (AP/Matthew Abbott)
PBB: Perempuan Dijadikan Upah Seks Milisi di Sudan

Pemerintah Sudan Selatan menolak militernya menjadikan warga sipil sasaran serangan, namun berjanji akan melakukan invstigasi.


Kecelakaan Pesawat, Bayi Ini Satu-satunya Korban Selamat

7 November 2015

Nyloak Tong, seorang gadis berusia empat belas bulan yang berhasil selamat dari kecelakaan pesawat kargo setelah take-off di dekat bandara Juba. stuff.co.nz
Kecelakaan Pesawat, Bayi Ini Satu-satunya Korban Selamat

Bayi perempuan itu ditemukan ketika pasukan keamanan dan wartawan tengah berusaha mencari kotak hitam


Kecelakaan Pesawat di Sudan Selatan, 41 Tewas  

4 November 2015

Tim investigasi melihat puing badan pesawat kargo buatan Rusia yang hancur usai jatuh di dekat Juba di Sudan, 4 November 2015. REUTERS
Kecelakaan Pesawat di Sudan Selatan, 41 Tewas  

Cuaca buruk menyulitkan petugas mencari korban lainnya.