TEMPO.CO, Texas - Thomas Eric Duncan, pasien ebola pertama di Amerika Serikat, tak bisa melawan keganasan virus mematikan tersebut. Pihak Texas Health Presbyterian Hospital yang merawat Duncan telah mengkonfirmasi kematian pria yang diduga terinfeksi saat bekerja di Afrika Barat itu.
"Dalam suasana sedih dan hati yang terluka, kami informasikan bahwa Thomas Eric Duncan telah meninggal. Dia telah berjuang melawan ebola," tulis pihak rumah sakit pada akun Facebook-nya, seperti dilaporkan Time, Rabu, 8 Oktober 2014.
Duncan terinfeksi ebola saat bekerja di Liberia. Menurut laporan, saat di Liberia, Duncan sempat membantu tetangganya yang hamil yang diduga terinfeksi ebola. Duncan bahkan berdekatan dengan pasien itu hingga ia meninggal.
Empat hari setelahnya, Duncan terbang ke Brussel, Belgia, untuk kembali ke Washington menuju rumahnya di Dallas. Selang beberapa hari, Duncan akhirnya menunjukkan tanda-tanda terinfeksi dan dirawat secara inensif di rumah sakit Texas. (Baca: Pasien Ebola Pertama di Amerika Kritis)
Setelah dirawat di rumah sakit, Duncan langsung dimasukkan ke ruang isolasi. Kondisi Duncan sempat kritis. Namun, mungkin karena faktor ketersediaan vaksin ZMapp tidak memadai, tubuh Duncan tidak bisa melawan keganasan penyakit ini. (Baca: Vaksin ZMapp untuk Ebola Tunjukan Tanda Positif)
RINDU P. HESTYA | TIME
Berita Lain:
Pacar Mayang Ternyata Juga Pekerja Seks
Mayang Prasetyo Operasi Kelamin di Thailand
11 Aturan ISIS untuk Para Jurnalis