TEMPO.CO, Bandar Lampung - Di kampung halamannya, Mayang Prasetyo alias Febri Ardiansyah lebih dikenal dengan sapaan Ebi alias Ebong. Ebong merupakan panggilan akrab dari kawan-kawan sebayanya. Nama itu merupakan gabungan dari "Ebi" dan "Bencong". "Dia tidak pernah marah dipanggil bencong. Justru semakin memperlihatkan sifat wanitanya jika diledek dengan nama itu," kata Nining Sukarni, 45 tahun, orang tua korban, kepada Tempo di Bandar Lampung, Selasa, 7 Oktober 2014. (Baca: WNI Korban Pembunuhan di Australia Diduga Transgender)
Menurut Nining, Mayang lahir di Jalan Onta, Kelurahan Sukamenanti, Kecamatan Kedaton, Kota Bandar Lampung, pada 13 Februari 1987. Sejak bayi dia, sudah ditinggal Nuryanto, bapaknya, yang kini belum diketahui keberadaannya. "Sejak kecil, dia diasuh neneknya. Saya hanya melahirkan dia lalu pergi menikah dengan pria asal Palembang sebelum kembali berkumpul, karena saya bercerai dengan suami kedua saya," tutur Nining. (Baca: Mayang Prasetyo Terinspirasi Mayangsari)
Masa remaja Febri alias Mayang banyak dihabiskan di sebuah salon kecantikan yang tidak jauh dari kediamannya. Di tempat itu, dia biasa berkumpul bersama teman komunitas sesama waria. "Orangnya heboh. Kalau datang bawaannya ramai dan pintar menghidupkan suasana," ujar Joko, teman Mayang, di salon itu. (Baca: WNI Jadi Korban Mutilasi Pacarnya di Australia)
Mayang tewas dibunuh dan dimutilasi oleh kekasihnya, Marcus Peter Volke, yang berkebangsaan Australia di Brisbane, Australia. Keduanya diketahui bekerja sebagai juru masak di kapal pesiar dan tengah menikmati liburan di rumah mereka di Brisbane setelah berpesiar ke beberapa negara. Mengutip laporan harian The Courier Mail, Senin, 6 Oktober 2014, jasad korban ditemukan polisi pada Sabtu, 4 Oktober 2014. (Baca: Mayang Sebut Dirinya Waria Kelas Atas Asia)
Penemuan tersebut didasari laporan warga yang mengeluhkan bau busuk dari apartemen yang dia tempati bersama Volke. Volke lantas ditemukan meninggal beberapa ratus meter dari lokasi apartemennya dengan luka sayatan di bagian leher beberapa saat setelah polisi menggerebek rumah itu. Diduga, Volke bunuh diri. (Baca: Dibunuh, Jaringan Prostitusi Mayang Diselidiki)
NUROCHMAN ARRAZIE
Berita Terpopuler:
JK Bantah Mega Tidak Mau Bertemu SBY
Investor Tunggu Sikap Politik Megawati
Rupiah Jeblok bila Koalisi Prabowo Kuasai MPR
Soal Pilkada DPRD, Gubernur PDIP Ini Lapor PBB